Sabtu, 20/04/2024 15:47 WIB

Iran Laporkan Kematian Akibat COVID-19 Setiap Lima Menit

COVID-19 dapat menyebabkan 600 kematian setiap hari dalam beberapa minggu mendatang jika warga Iran tidak mematuhi protokol kesehatan di negara yang paling parah terkena dampak pandemi di Timur Tengah.

Seorang pria membeli masker di sebuah toko obat setelah wabah virus corona baru dan penutupan kota, di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, pada 29 Januari 2020. (Foto: Reuters)

Teheran, Jurnas.com - Rumah sakit di sejumlah provinsi Iran kehabisan kapasitas untuk menangani kasus virus corona baru (COVID-19). Saat ini, virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut menewaskan sekitar 300 orang per hari atau satu orang setiap lima menit di Negeri Para Mullah.

Wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi mengatakan, COVID-19 dapat menyebabkan 600 kematian setiap hari dalam beberapa minggu mendatang jika warga Iran tidak mematuhi protokol kesehatan di negara yang paling parah terkena dampak pandemi di Timur Tengah.

Sebuah keterangan yang dimuat di berita televisi pemerintah mengatakan, warga Iran meninggal karena COVID-19 setiap lima menit, tingkat yang sesuai dengan penghitungan kematian harian yang dilaporkan pihak berwenang di atas atau di bawah 300 selama 20 hari terakhir.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari mengatakan kepada TV pemerintah pada Minggu (25/10) bahwa 32.616 orang telah meninggal karena penyakit tersebut dan jumlah kasus yang dikonfirmasi telah mencapai 568.896.

Beberapa ahli meragukan keakuratan jumlah korban resmi COVID-19 di Iran. Sebuah laporan oleh pusat penelitian parlemen Iran pada April menunjukkan bahwa jumlah korban COVID-19 hampir dua kali lipat dari yang diumumkan oleh kementerian kesehatan.

Laporan itu mengatakan bahwa angka resmi COVID-19 Iran hanya didasarkan pada jumlah kematian di rumah sakit dan mereka yang telah dites positif terkena COVID-19.

Sekolah, masjid, toko, restoran, dan institusi publik lainnya di Teheran telah ditutup sejak 3 Oktober. Karena kasus COVID-19 dan kematian terus mencapai rekor tertinggi, penutupan tersebut diperpanjang hingga 20 November, TV pemerintah melaporkan.

Para pejabat mengatakan, tindakan dan pembatasan ekstrim akan diberlakukan di setidaknya 43 kabupaten di seluruh negeri selama satu minggu, di mana tingkat infeksi telah mengkhawatirkan. TV melaporkan bahwa 21 dari 31 provinsi di Iran berada dalam siaga merah COVID-19.

Iran sendiri menyalahkan sanksi Amerika Serikat (AS) karena menghambat upaya Teheran untuk mengatasi wabah yang pertama kali dilaporkan di China pada akhir tahun lalu itu.

Washington, yang menuduh Iran pemerintahan tidak kompeten dan mematikan, menolak untuk mencabut sanksi yang diberlakukan kembali setelah 2018 ketika Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan enam kekuatan. (CNA)

KEYWORD :

Pandemi COVID-19 Iraj Harirchi Kasus Corona Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :