Kamis, 18/04/2024 09:26 WIB

Imbas Covid-19, Tingkat Kelahiran di Jepang Menyusut

jumlah kehamilan turun sekitar 11,4% dalam tiga bulan sejak Mei di tengah pandemi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

ilustrasi bayi asal Jepang (foto: Yenisafak)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Kesehatan Jepang memperkirakan bahwa tingkat kelahiran di negara tersebut akan mengalami penyusutan karena pandemi COVID-19 telah mengakibatkan penurunan kehamilan.

Kementerian melaporkan jumlah kehamilan turun sekitar 11,4% dalam tiga bulan sejak Mei di tengah pandemi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Itu bisa mengakibatkan penurunan tajam bayi baru lahir tahun depan," kata kementerian itu, dilansir Yenisafak pada Kamis (22/10).

Perkembangan yang mengkhawatirkan terkait dengan tekanan ekonomi akibat pandemi, sementara banyak wanita yang kembali ke keluarga mereka untuk melahirkan mungkin juga menunda kehamilan karena pembatasan perjalanan.

Jepang memiliki harapan hidup tertinggi di dunia dan menghadapi populasi yang menua dengan kelahiran baru yang lebih sedikit. Ini juga memiliki persentase lansia tertinggi di mana pun di dunia.

Tahun lalu, negara itu menyaksikan rekor angka kelahiran terendah karena jumlah bayi yang lahir turun menjadi 865.000 - terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1899 silam.

Negara yang dilanda pandemi dapat melihat kurang dari 800.000 bayi lahir tahun depan jika tren saat ini berlanjut.

Bulan Mei ini mengalami penurunan kehamilan paling tajam, turun 17,1%, diikuti oleh Juni dengan penurunan 5,4% dan penurunan 10,9% pada Juli.

Setidaknya 90% wanita Jepang melapor kepada pemerintah daerah tentang kehamilan dalam 11 minggu sejak pembuahan, kata laporan itu.

Dari 47 provinsi di Jepang, provinsi Yamaguchi barat telah menyaksikan penurunan terbesar pada 29,7%, diikuti oleh provinsi Aomori di timur laut negara itu sebesar 23,7% dan provinsi Ishikawa tengah dengan 22,5%.

KEYWORD :

Virus Corona Tingkat Kelahiran Pemerintah Jepang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :