Selasa, 23/04/2024 14:17 WIB

Tumbuh Minus, Ekonomi Indonesia Diklaim Masih Lebih Baik

Pada kuartal tiga diproyeksikan akan menjadi lebih baik, meskipun pertumbuhannya masih tumbuh negatif yakni minus 2,9 hingga -1,0 persen. 

Ilustrasi Rupiah (Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh negatif sekitar 1,7 hingga 0,6 persen.

Hal itu disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berdampak di berbagai sendi perekonomian.

"Kasus Covid-19 terus bertambah, memberi resiko pada perekonomian," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam diskusi melalui jaringan online bertajuk `Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi` yang diselenggarakan dari Media Center KPCPEN di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pada Selasa (6/10).

Namun begitu, dengan berbagai upaya yang diambil pemerintah arahnya saat ini sudah semakin baik dibanding yang terjadi pada kuartal dua yang mencapai minus 5,3 persen.

Pada kuartal tiga diproyeksikan akan menjadi lebih baik, meskipun pertumbuhannya masih tumbuh negatif yakni minus 2,9 hingga -1,0 persen. 

"Pada akhir kuartal tahun ini akan menjadi lebih baik lagi berkisar antara -1,7 hingga 0,6 persen. Arah pertumbuhan perekonomian Indonesia sudah menjadi semakin baik," katanya.

Pertumbuhan perekonomian Indonesia dikatakannya masih lebih baik daripada negara-negara lain yang mengalami kontraksi ekonomi lebih dalam hingga mencapai minus belasan persen. Kontraksi perekonomian yang dialami India bahkan mencapai angka minus 24 persen. 

"Kita lebih baik dibandingkan dengan negara India yang mengalami kontraksi sangat dalam," tuturnya.  

Covid-19 telah menyebabkan perekonomian di banyak negara terkontraksi lebih dalam dari pada peristiwa krisis finansial global yang terjadi pada 2009.

Kala itu, pertumbuhan global hanya mencapai minus 3,3 persen, sedangkan akibat dari pandemi pada tahun ini perekonomian global terkontraksi mencapai minus 8,0 persen.

"Ancaman resesi tidak hanya di Indonesia. Bank dunia memproyeksikan 92,9 persen negara di dunia akan mengalami resesi di tahun 2020," imbuhnya.  

Akibat dari perlambatan ekonomi ini, lanjut dia, membawa dampak buruk terhadap sektor ketenagaan kerja yang membuat sekitar tiga juta orang mengalami putus hubungan kerja (PHK). Dan menambahkan penduduk miskin menjadi lebih banyak ketika terjadi wabah global ini.

"Perlambatan ini membuat PHK sebanyak 3 juta tenaga kerja dan meningkatkan angka kemiskinan menjadi signifikan," imbuhnya.

Turut tampil sebagai narasumber diskusi adalah Wakil Ketua KADIN Bidang Perdagangan Benny Soetrisno.

KEYWORD :

Ekonomi Indonesia Kuartal III Dampak Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :