Rabu, 24/04/2024 21:11 WIB

UEA: Kesepakatan Israel Buka Jalan Perdamaian Timur Tengah yang Komprehensif

UEA dan Bahrain menjadi hanya negara Arab ketiga dan keempat yang menormalisasi hubungan dengan Israel ketika mereka menandatangani perjanjian di Gedung Putih.

Bendera Uni Emirat Arab (AS) dan Israel berkibar di Netanya, Israel, 17 Agustus 2020. (Foto Nir Elias/Reuters)

London, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Abdullah bin Zayed mengatakan, penandatanganan Abraham Accord dengan Israel akan meningkatkan prospek perdamaian yang komprehensif di Timur Tengah.

Dilasir dari Press TV, Sheikh Abdullah mengatakan perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dan ditandatangani di Washington bulan ini telah membekukan pencaplokan Israel atas Tepi Barat yang diduduki.

"Seruan untuk pembentukan negara Palestina merdeka di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, sejalan dengan resolusi internasional dan Arab serta konsensus internasional akan tetap menjadi tuntutan yang tegas," kata Sheikh Abdullah kepada Sidang Umum PBB.

"Negara saya telah melakukan upaya gigih menggunakan semua saluran diplomatik yang tersedia untuk menegaskan penolakan total kami atas aneksasi wilayah Palestina dan kami telah memperingatkan dampaknya pada semua pihak dan keamanan kawasan," tambahnya.

UEA dan Bahrain menjadi hanya negara Arab ketiga dan keempat yang menormalisasi hubungan dengan Israel ketika mereka menandatangani perjanjian di Gedung Putih.

Berbicara dalam pesan yang direkam sebelumnya, Sheikh Abdullah mengatakan, UEA berharap kesepakatan itu akan memberikan kesempatan bagi Palestina dan Israel untuk terlibat kembali dalam negosiasi untuk mencapai perdamaian.

"Posisi UEA untuk mendukung rakyat Palestina dan mencapai solusi dua negara adalah tegas," katanya.

Sheikh Abdullah mengatakan UEA akan bekerja untuk memastikan kesepakatan itu membuka cakrawala intelektual baru di kawasan dan menciptakan jalan yang makmur bagi generasi mendatang yang berhak mendapatkan wilayah yang stabil dan realitas yang lebih baik daripada perang dan kemiskinan.

Dibagian lain, Sheikh Abdullah menggunakan pidatonya untuk menegaskan kembali bahwa UEA memiliki hak kedaulatan yang sah atas tiga pulau Teluk, yang diduduki oleh Iran.

Iran menguasai Greater Tunb, Lesser Tunb, dan Abu Musa, pada tahun 1971 dengan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional. Ia juga meminta Iran untuk berhenti mengembangkan rudal balistik dan mempersenjatai kelompok teroris.

UEA, katanya, sangat prihatin bahwa pembatasan yang diberlakukan terhadap Iran berdasarkan perjanjian nuklirnya dengan kekuatan dunia akan segera berakhir, karena perjanjian nuklir tidak mencapai hasil yang diinginkan.

Sheikh Abdullah menyerang lebih luas di negara-negara yang mencampuri urusan Arab.

"Titik nyala di Yaman, Suriah, Libya, Irak dan lainnya terkait dengan intervensi kasar dalam urusan Arab oleh negara-negara untuk membangun kembali kendali dan kolonialisme atas kawasan Arab dan Tanduk Afrika, yang menyebabkan perang berdarah," katanya.

Bersama dengan Iran, negara-negara Arab semakin mengkhawatirkan peran Turki di kawasan setelah meningkatkan keterlibatan militer di negara-negara seperti Libya.

Ia mengatakan UEA memiliki keprihatinan yang mendalam atas campur tangan militer Turki di Libya, yang merupakan bagian yang mengkhawatirkan dari campur tangan regional dalam urusan Arab yang memperburuk krisis kemanusiaan, merusak upaya untuk mencapai solusi damai dan membuat seluruh kawasan tidak stabil.

Di Yaman, Sheikh Abdullah mengatakan, UEA memuji upaya yang dilakukan Arab Saudi memulihkan minyak perdamaian negara itu dan menegaskan kembali dukungannya untuk Perjanjian Riyadh, menyerukan posisi Yaman yang bersatu untuk mencapai solusi yang berkelanjutan.

"Kami sangat yakin bahwa stabilitas di Yaman dapat dipulihkan, terutama dalam lingkungan saat ini yang dapat mengarah pada gencatan senjata lengkap dan solusi politik permanen di bawah naungan PBB," katanya.

KEYWORD :

Israel Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed Kemerdekaan Palestina Abraham Accord




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :