Kamis, 25/04/2024 08:09 WIB

Toni Ruttimann The Bridge Builder

Si Pembangun Jembatan Daerah Terpencil, Ini Sosoknya

Di Amerika Latin ia dijuluki el Suizo, karena ia memang berasal dari Swiss. Julukan itu didapatnya saat berada di kawasan hutan Ekuador.

Toni Ruttimann terjun langsung dalam pengerjaan jembatan gantung di daerah terpencil./foto:srf.ch

Jakarta - Toni Ruttimann. Di Amerika Latin ia dijuluki el Suizo, karena ia memang berasal dari Swiss. Julukan itu didapatnya saat berada di kawasan hutan Ekuador. Lelaki 49 tahun ini pekan kemarin banyak menghiasi media massa, karena sepak terjangnya sempat mendapat halangan dari birokrasi.

Pada laman indonesiaexpat ia mengakui bahwa ia ingin mewujudkan harapan bagi kampung-kampung di pedalaman yang membutuhkan jembatan penghubung.

Toni yang tumbuh besar di Pontresina, sebuah kampung kecil di kawasan pegunungan Alpen Swiss itu, memang mendedikasikan hidupnya untuk jembatan. Untuk Asia, Indonesia adalah negara kelima setelah Kamboja, Myanmar, Vietnam dan Laos. Di Indonesia saja, Toni telah menyelesaikan sebanyak 36 jembatan yang tidak hanya di satu lokasi sejak tiga tahun yang lalu.
Problem yang selalu ada, tidak hanya di Indonesia, adalah persoalan teknis, logistik, masalah personal dan sosial, kerap ditemui Tony. Wajar, jika pekan kemarin Toni dan kru-nya mendapat sempat mendapat hambatan birokrasi di Indonesia. Namun, semua itu sudah dilalui oleh Toni berkat kepedulian banyak pihak.

"Beberapa masalah muncul dari kenyataan bahwa saya hanya seorang diri, bukan LSM, bukan sebuah perusahaan, bukan anggota sebuah kelompok dan semacamnya," ucap Tony.

Namun, menurut Toni, setiap tugas yang disebutnya sebagai kerja untuk masyarakat itu menemukan solusi dalam jumlah yang sama, dalam waktu yang wajar. Soal pekerjaannya, Toni tidak pernah ragu untuk pergi ke suatu tempat. Ia percaya pada suara hatinya, dan tanpa menunda langsung pergi ke tempat tujuan.

"Setelah berada di dalam suatu negara dan mendapat izin dari pemerintah, saya mencari orang yang tepat yang mampu mendedikasikan waktunya untuk masyarakat, dan bersedia mengikuti cara kerja saya," jelas Toni yang telah menyelesaikan 285 jembatan di Asia.

Kerja keras Toni Ruttimann adalah kerja yang benar-benar mendedikasikan dirinya untuk banyak orang, yang jauh terpencil bahkan terisolir tempat tinggalnya. Sebuah kegiatan hidup yang disebut oleh Imam B. Prasodjo, sosiolog dari Universitas Indonesia, sebagai ketauladanan.

"Ia seorang diri mengurus segala persiapan pembangunan jembatan gantung, mulai dari mengirimkan pipa, melakukan survey, menyiapkan workshop, mencari tukang las, hingga menggerakkan warga bergotong royong memulai pengerjaan jembatan," ungkap Imam saat dihubungi jurnas.com/">jurnas.com pada Minggu (2/10) petang.[]

KEYWORD :

jurnas toni ruttiman imam b prasodjo sosiolog jembatan gantung suntana the bridge builder pen




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :