Kamis, 25/04/2024 22:17 WIB

Taipan China dan Kritikus Xi Jinping Ren Zhiqiang Dipenjara 18 Tahun

Para aktivis hak menuduh Xi dan Partai Komunis menggunakan tuduhan korupsi sebagai cara untuk membungkam perbedaan pendapat di Negeri Tirai Bambu itu.

Presiden China, Xi Jinping, juga sekretaris jenderal Partai Komunis China Central Committee dan ketua Komisi Militer Pusat, menghadiri sebuah pertemuan besar dalam rangka memperingati 90 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Aula Besar Rakyat Di Beijing, China, 1 Agustus 2017 ( Foto:Xinhua)

Beijing, Jurnas.com - Taipan real estate China dan kritikus blak-blakan Presiden Xi Jinping, Ren Zhiqiang dipenjara selama 18 tahun  karena "korupsi, penyuapan dan penggelapan dana publik.

Ren, yang pernah menjadi elit di antara lingkaran dalam Partai Komunis yang berkuasa menghilang dari mata publik pada Maret, tak lama setelah menulis esai yang sangat kritis terhadap tanggapan Xi terhadap wabah virus corona (COVID-19).

Putusan Selasa (22/9) mengatakan bahwa Ren menggelapkan hampir 50 juta yuan (US$ 7,4 juta) dana publik dan menerima suap senilai 1,25 juta yuan, menurut pernyataan dari Pengadilan Rakyat Menengah No 2 Beijing.

Dikatakan pria 69 tahun itu secara sukarela dan jujur mengakui semua kejahatannya, dan tidak akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan. Ia juga didenda 4,2 juta yuan (US$ 620.000).

Para aktivis hak menuduh Xi dan Partai Komunis menggunakan tuduhan korupsi sebagai cara untuk membungkam perbedaan pendapat di Negeri Tirai Bambu itu.

Beijing meningkatkan tindakan kerasnya terhadap masyarakat sipil sejak Xi mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012, memperketat pembatasan kebebasan berbicara dan menahan ratusan aktivis dan pengacara.

Ren, mantan ketua pengembang properti milik negara Huayuan Group, mendapat julukan "Meriam Besar" karena kritiknya yang blak-blakan terhadap kepemimpinan China.

Pengawas disiplin Partai Komunis meluncurkan penyelidikan terhadap Ren pada bulan April, dan persidangan dibuka di pengadilan Beijing pada 11 September dengan beberapa pendukung di luar dan banyak polisi.

Esai Ren dari awal tahun ini, yang mengkritik Xi dihapus dari Internet China,  yang secara teratur menyensor konten yang menantang pihak berwenang  tetapi dibagikan secara daring di luar China.

"Epidemi ini telah mengungkapkan fakta bahwa Partai dan pejabat pemerintah hanya peduli tentang melindungi kepentingan mereka sendiri, dan raja hanya peduli tentang melindungi kepentingan dan posisi inti mereka," tulis Ren, tanpa menyebut nama Xi.

Blognya yang berpengaruh di platform Weibo mirip Twitter menarik jutaan pengikut sebelum akunnya ditutup pihak berwenang pada tahun 2016 setelah dia berulang kali menyerukan kebebasan pers yang lebih besar.

Putra mantan wakil menteri perdagangan dan anggota Partai Komunis selama beberapa dekade sebelum dia diusir pada Juli, Ren memiliki hubungan baik dengan elit partai.

Ia menulis dalam memoarnya bahwa dia telah berteman dengan wakil presiden dan mantan kepala antikorupsi Wang Qishan sejak mereka remaja, ketika Wang ditugaskan oleh sekolah mereka untuk membimbing Ren yang lebih muda.

Ia juga seorang tokoh kontroversial, terutama atas pembelaannya terhadap harga rumah yang melonjak di China pernah mengatakan kepada media China bahwa orang-orang yang tadinya tidak mau berinvestasi di real estate sebelum ledakan sekarang pantas menjadi miskin. (Reuters)

KEYWORD :

Taipan China Kritikus Xi Jinping Ren Zhiqiang Kasus Korupsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :