Pekerja stadion (Foto: AFP)
Jakarta, Jurnas.com - Masyarakat berusia 15 hingga 24 tahun di kawasan Asia-Pasifik kehilangan pekerjaan selama pandemi Covid-19, pada tingkat yang lebih cepat dari pada mereka yang berusia di atas 25 tahun.
Dalam penelitian Bank Pembangunan Asia (ADB) yang dirilis pada Senin (7/9) tersebut, pekerja muda lebih rentan kehilangan pekerjaan langsung dibandingkan cuti atau pengurangan jam kerja.
Persentase pekerja muda yang menganggur akibat Covid-19 sebesar 47 persen, lebih tinggi dari pada pekerja di atas 25 tahun dengan persentase 39 persen.
Adapun empat sektor yang paling terpengaruh oleh keruntuhan aktivitas ekonomi yang disebabkan pandemi ialah perdagangan grosir dan eceran, manufaktur, real estate dan bisnis kegiatan, dan akomodasi dan layanan makanan.
Dikutip dari Financial Times, peneliti ADB Helen Osborne, Paul Vandenberg, dan Chris Morris menemukan bahwa Covid-19 memperburuk kerentanan yang mengakar.
Pekerja perempuan muda, dalam penelitian itu, terlalu banyak terwakili di tiga dari empat sektor yang paling terkena dampak negatif, terutama dalam layanan perhotelan dan makanan dan minuman.
"Posisi genting mereka di pasar tenaga kerja diperkuat oleh peningkatan jumlah pekerjaan rumah tangga dan perawatan mereka yang sudah tinggi karena penutupan bisnis dan sekolah," tim ADB menemukan.
Para peneliti memperkirakan kehilangan pekerjaan kaum muda sebesar 9,9 juta hingga 14,8 juta pekerja penuh waktu di 13 ekonomi Asia-Pasifik pada 2020.
"Tingkat pengangguran kaum muda diperkirakan akan meningkat di semua 13 ekonomi dibandingkan dengan 2019," tulis peneliti.
Tingkat pengangguran kaum muda dapat berkisar dari 10,8 persen di Vietnam hingga 32,5 persen di India pada akhir tahun, tim menyimpulkan.
KEYWORD :Pekerja Muda Dampak Covid-19 Pengangguran
