Sabtu, 20/04/2024 06:52 WIB

Gerakan Seniman Masuk Sekolah Tetap Digelar di tengah Pandemi

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemdikbud, Restu Gunawan, pelaksanaannya mengikuti kebijakan Gugus Tugas Covid-19 di masing-masing daerah.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tetap menggelar Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), meski di tengah pandemi Covid-19.

Akan tetapi, menurut Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemdikbud, Restu Gunawan, pelaksanaannya mengikuti kebijakan Gugus Tugas Covid-19 di masing-masing daerah.

"Bagaimana melakukan kegiatan ini di tengah pandemi? Ada perpaduan antara daring dan luring," terang Restu kepada awak media dalam konferensi pers virtual pada Rabu (2/9).

Restu menjelaskan, nantinya seniman akan didampingi oleh asisten seniman yang berasal dari sekolah dan pengawasan dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dalam memaparkan materi secara virtual.

Adapun pelaksanaan program GSMS secara luring, lanjut Restu, tetap harus mematuhi protokol kesehatan serta mengantongi izin dari dinas pendidikan setempat, dengan mempertimbangkan kategori zona.

Restu mengungkapkan, awalnya GSMS tahun ini akan diikuti oleh 64 daerah. Namun akibat pandemi Covid-19, sejumlah daerah melakukan refocusing anggaran.

"Sehingga akhirnya yang komitmen sekarang ada 16 daerah, antara lain Kalimantan Utara, Kabupaten Pandeglang, Bengkulu, Lampung Utara, dan Muaro Jambi. Nanti daerah yang membantu biaya honorarium seniman," ungkap dia.

Dia menambahkan, GSMS tahun ini melibatkan 210 orang seniman yang akan mengajar 4.200 peserta didik di 210 sekolah, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK, baik swasta maupun negeri.

Sementara itu Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid menuturkan keberadaan program GSMS berangkat dari fenomena minimnya guru seni yang mengajar di sekolah.

Selain itu pula, masih banyak guru yang tidak memiliki latar belakang kesenian dipaksa untuk mengajar kesenian.

"GSMS ini bukan untuk melatih anak-anak agar jadi seniman. Justru kesenian ini metode untuk pendidikan karakter, dan mengekspresikan diri dengan cara artistik," papar Hilmar.

Lebih lanjut, Hilmar menyebut tahun ini GSMS akan fokus untuk mempertajam konsep karena adanya pandemi Covid-19. "Nanti 2021 kita turun ke lapangan agar lebih solid," ujar dia.

Diketahui, program GSMS dilaksanakan melalui tiga tahapan: Pertama persiapan dan penyelenggaraan workshop; Kedua, pembelajaran; dan Ketiga, tahap presentasi hasil belajar.

KEYWORD :

Gerakan Seniman Masuk Sekolah Kemdikbud Hilmar Farid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :