Rabu, 24/04/2024 16:22 WIB

KemenkopUKM Sambut Baik Peluncuran Koperasi Digital Pertama di Indonesia

Nasari Digital (Nadi) yang diluncukan KSP Nasari merupakan Koperasi Digital Pertama di Indonesia

Deputi Bidang Kelembagan Kementerian Koperasi dan UKM, Rulli Nuryanto saat peluncuran Koperasi digital pertama di Indonesia

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menyambut baik peluncuran koperasi digital pertama di Indonesia yang dilakukan oleh KSP Nasari bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke- 22.

Aplikasi digital ini bernama Nasari Digital (Nadi) yang diperuntukkan bagi anggota KSP Nasari dan KSPPS Nasari Syariah.

Menurut Deputi Bidang Kelembagan Kementerian Koperasi dan UKM, Rulli Nuryanto, Nadi sesuai dengan keinginan pemerintah yang terus mendorong koperasi untuk melakukan transformasi melalui digital sebagai bentuk adaptasi di era digital.

"Nadi sesuai dengan keinginan pemerintah, bahwa koperasi harus melakukan transformasi digital. Apa yang dilakukan KSP Nasari sejalan dengan itu," kata Rulli Nuryanto, dalam acara Rapat Anggota Tahunan bersama tahun buku 2019, KSP Nasari dan KSPPS Nasari Syariah dan launching koperasi Nasari Digital, di gedung Smesco Jakarta, Senin (31/8/2020).

Rulli menjelaskan, disaat pandemi Covid-19, pemanfaatan teknologi digital harus dimaksimalkan. KemenKopUKM menurutnya, terus mendorong agar koperasi dan UMKM untuk memasuki ekonomi digital.

"Ketika kita bicara revolusi industri 4.0 dan menuju 5.0, ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, ternyata pemanfaatan teknologi informasi ini didorong untuk lebih cepat. Meeting melalui online," katanya.

"Demikian juga ekonomi, kita dorong koperasi dan umkm untuk masuk ke ekonomi digital. Apa yang dilakukan nasari hari ini sudah sejalan dengan keinginan tersebut," sambung dia.

Ditegaskan Rulli, tujuan utama aplikasi Nadi adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi anggota koperasi simpan pinjam Nasari.

"Memang kalo kita bicara usaha simpan pinjam koperasi, itu beda dengan usaha bank, ini hanya diperuntukkan bagi anggota dan calon anggota. Nadi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggotanya," kata Rulli.

Untuk memperluas akses pasar, KemenkopUKM mengharapkan koperasi-koperasi lain untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang makin pesat melalui pemanfaatan teknologi informasi. Hal tersebut kata Rulli, agar koperasi bisa bersaing dengan pelaku usaha lain.

"Kita dorong koperasi koperasi lain untuk memanfaatkan teknologi informasi, bisa beradaptasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Tujuannya koperasi bisa bersaing dgn pelaku usaha lain. Bukan hanya koperasi simpan pinjam. Tapi juga sektor riil.teknologi informasi salah satu yang bisa jadi kunci untuk cepat kuat dan bisa bersaing dgn pelaku usaha lain," tambahnya.

Sementara itu, Ketua KSP Nasari, Sahala Panggabean mengatakan, Nasari Digital (Nadi) sangat mudah digunakan oleh anggota KSP Nasari dan KSPPS Nasari Syariah. 

Menurutnya, aplikasi itu juga memuat fitur-fitur seperti simpanan, pinjaman, e-payment, dan rapat tahunan anggota secara live. Bahkan kedepan akan dikembangkan untuk e-commerce.

"Nadi adalah aplikasi koperasi digital pertama di Indonesia. Ada fitut simpanan, pinjaman, e-payment, RAT live," kata Sahala.

Menurutnya, hal tersebut sekaligus merubah image koperasi yang berkembang selama ini, yaitu jadul dan tidak update.

"Kami ingin jadi agen perubahan. Merubah image koperasi yang selama ini jadul dan tidak update," ujarnya.

Pemulihan Ekonomi Nasional

Berdasarkan survei Bank Dunia dan riset LIPI, bahwa 72% masyarakat Indonesia mengakses layanan keuangan pertama kali melalui Koperasi, dan 87% dari jumlah tersebut (sekitar 63%) tidak memperoleh layanan keuangan dari perbankan.

Dari data tersebut, koperasi merupakan salah satu soko guru perekonomian bangsa, belum sepenuhnya memiliki peran sentral dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia.

Untuk itu, Sahala Panggabean berharap agar koperasi diberi kesempatan untuk menyalurkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN). 

Sahala mengungkapkan, saat ini koperasi di indonesia sudah mencapai 123 ribu dengan 23 juta anggota, sehingga jaringan koperasi jika digerakan, tentu dapat mempercepat penyerapan PEN.

"Gerakan koperasi dapat diberi kesempatan berkiprah dalam penyaluran dana-dana tersebut. Mengingat jumlah koperasi saat ini yang berjumlah 123 ribuan dengan Anggota sebanyak 23 juta orang yang tersebar di seluruh pelosok negeri, sangat berpotensi untuk ditingkatkan partisipasinya dalam mempercepat proses penyaluran dana-dana PEN," ujar dia.

KEYWORD :

Nasari Koperasi KemenkopUKM Digital




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :