Jum'at, 26/04/2024 06:18 WIB

Macron Bilang Tetapkan Garis Merah dengan Turki di Mediterania Timur

Hubungan antara Prancis dan Turki memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena peran Ankara di NATO, Libya, dan Mediterania.

Emmanuel Macron

Paris, Jurnas.com - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan sudah mengambil sikap keras selama musim panas sehubungan dengan tindakan Turki di Mediterania timur.

Hubungan antara Prancis dan Turki memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena peran Ankara di NATO, Libya, dan Mediterania. Macron menyerukan kepada Uni Eropa (UE) menunjukkan solidaritas dengan Yunani dan Siprus dalam perselisihan mengenai cadangan gas alam di lepas pantai Siprus.

"Dalam hal kedaulatan Mediterania, saya harus konsisten dalam perbuatan dan perkataan," kata Macron kepada wartawan pada konferensi pers pada Jumat (28/8).

"Saya dapat memberitahu Anda bahwa Turki hanya mempertimbangkan dan menghormati itu. Jika Anda mengucapkan kata-kata yang tidak diikuti dengan tindakan ... Apa yang dilakukan Prancis musim panas ini penting: itu adalah kebijakan garis merah. Saya melakukannya di Suriah," katanya mengacu pada serangan udara Prancis terhadap situs senjata kimia yang dicurigai di Suriah.

Prancis minggu ini bergabung dengan latihan militer dengan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania timur karena perselisihan antara Turki dan Yunani meningkat setelah Ankara mengirim kapal survei Oruc Reis ke perairan yang disengketakan bulan ini, tindakan yang oleh Athena disebut ilegal.

Macron mengatakan tegas, tapi terkendali. "Itu proporsional. Kami tidak mengirimkan armada," katanya.

Macron telah berulang kali menuntut sanksi UE lebih lanjut terhadap Turki dan dua sekutu NATO itu hampir bertikai pada bulan Juni setelah sebuah kapal perang Prancis berusaha untuk memeriksa kapal Turki sebagai bagian dari embargo senjata PBB untuk Libya.

"Saya tidak menganggap bahwa dalam beberapa tahun terakhir strategi Turki adalah strategi sekutu NATO ... ketika Anda memiliki negara yang menyerang zona ekonomi eksklusif atau kedaulatan dua anggota Uni Eropa," katanya, menggambarkan tindakan Turki provokasi.

"Apa kredibilitas kami dalam menangani Belarus jika kami tidak bereaksi terhadap serangan terhadap kedaulatan anggota kami sendiri?"

Jerman telah mencari pendekatan yang tidak terlalu konfrontatif, mencoba menengahi antara Ankara dan Athena.

Pada Selasa, menteri luar negeri masing-masing mengatakan ingin menyelesaikan masalah melalui dialog setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas. Namun, masing-masing mengingatkan, akan terus mempertahankan hak-haknya di wilayah tersebut.

"Jerman dan mitra lainnya mulai setuju dengan kami bahwa agenda Turki bermasalah hari ini. Ketika enam bulan lalu orang mengatakan Prancis adalah satu-satunya yang menyalahkan Turki atas berbagai hal, semua orang sekarang melihat bahwa ada masalah," kata Macron. (Reuters)

KEYWORD :

Mediterania Timur Prancis Emmanuel Macron




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :