Kamis, 25/04/2024 05:48 WIB

Kesaksian Eks Perwira Senior Terkait Agus Yudhoyono (1)

Seperti hehadiran Abhimanyu di lapangan perang

Jakarta - Alkisah, perang Baratayudha meletus di bawah langit Khurukshetra. Sebuah wiracarita tentang pertempuran besar dalam epik Mahabarata antara lima putra Pandawa dengan seratus putra Kurawa.

Abhimanyu, senopati pandawa merupakan putra Arjuna yang disiapkan untuk menjadi pewaris tahta kerajaan Amarta. Ia seperti pangeran yang disimpan, disembunyikan di wilayah ekslusif teraman dari jangkauan musuh.

Ditengah pergolakan perang, ditempat persembunyiannya Abhimanyu seperti kehilangan keseimbangan. Ia tidak tenang memikirkan para saudaranya berada pada situasi tarung yang mahadahsyat. Hingga jiwanya terus menggelorakan keinginan untuk turut berkelabat dalam gelora perang melawan kebhatilan para kurawa.

Keputusan akhirnya diambil. Ia tinggalkan tempat ringkuk persembunyiannya demi bergabung dengan saudaranya di medan laga Kuru. Dengan pakaian perang dan tumpangan kuda, Abhimanyu bergegas menerobos kubangan perang menerjang balatentara musuh.

Potongan cerita diatas diulas kembali oleh seorang perwira senior Brigjend (Purn) TNI Aziz Ahmadi seiring kemunculan "pangeran yang disimpan" dari putra mantan presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono yang secara mengejutkan muncul ke medan laga politik di Pilkada DKI. Mantan Kepala Pusat Pembinaan Mental Tentara Nasional Indonesia (Kapusbintal TNI) itu dengan jelas menyepadankan sosok Agus seperti layaknya Abhimanyu ke lapangan Kuru untuk ikut bertarung atasnama harga diri kerajaan keluarganya. Sebuah judul tulisan dengan menyandingkan dua nama bernasib sama dari masa yang berbeda "Agus Harimurti dan Raden Abhimanyu.

"Mulai terbukti, Pilkada DKI serasa Pilpres. Kemunculan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), serta merta diposisikan sebagai Raden Abhimanyu," ujar Aziz dalam tulisannya yang diterima Jurnas.com di Jakarta, Senin malam (26/9/2016)

Seperti hehadiran Abhimanyu di lapangan perang "Kuru" yang menarik perhatian pasukan kurawa, kata Aziz, Agus Harimurti secara spontan mendapatkan hujan panah dan sasaran tembak para lawan ayahnya, SBY.

"Muncul berita hoax bertubi-tubi menyerang pribadi AHY & SBY. Mulai dari ejekan bernada humor sampai dengan yang melecehkan. Agar meyakinkan, tidak tanggung-tanggung sampai ada hoax yang dilengkapi dengan sumber info dari "dapur istana"," ungkap Aziz.

Mantan Staf Ahli Panglima TNI Bidang Bantuan Kemanusiaan ini menyebutkan salah satu serangan panah fitnah yang menyasar Agus ditandai tentang kabar putra sulung SBy itu yang rela mengorbankan karir militernya karena alasan tertutupnya kemungkinan untuk beranjak hingga menjadi Jenderal. Lebih dari itu, imbuh Aziz, Agus disebutkan mengalami cidera fisik yang mengakibatkan gangguan bagi jalan kesamaptaannya.

"Sebagai pihak yang sempat memposting tulisan tentang keunggulan Agus, saya bahkan ikut menjadi "sasaran" tembak pula.  Saya dianggap tahu, lalu banyak pertanyaan, minta tanggapan dan klarifikasi, terkait  hoax tentang sakitnya AHY (Agus) dimaksud," kata Aziz.

Awalnya, Aziz mengaku tidak tertarik dengan berbagai desakan yang mempertanyakan kebenaran berbagai berita miring yang mengitari Agus. Tetapi demi obyektifitas sebuah kebenaran, Aziz ingin menjawab secara terbuka melalui tulisannya.

Salah satu alasan utama Aziz untuk menjawab, karena ia melihat adanya gejala serangan fitnah terhadap Agus semakin menjadi. Ia menganggap ada semacam kesengajaan dari pihak tertentu mengkonsolidasikan isu untuk dijadikan kampanye hitam seiring kemunculan Agus ke ranah politik Pilkada DKI.

"Copas bernada kampanye hitam seperti itu hadir bertubi-tubi belakangan ini. Seolah logis banget antara sebab (sakit) dan akibat nekat "resign" AHY dari militer. Saking logisnya, saya sudah siap-siap harus percaya. Tapi kemudian buru-buru mesti saya urungkan percaya, saya abaikan. Kenapa?. Pertama, momentum kemunculannya. Serangan pribadi itu tidak lebih kecuali hanya black campagne (kampanye) hitam terhadap Agus. Namanya juga usaha. Pepatah mengatakan, kebencian ladang subur untuk cacian dan celaan," kata mantan Cabup Pacitan ini.

Melanjutkan tulisannya, Aziz berusaha menjawab tentang berbagai tuduhan yang mengatakan Agus berhenti dari keprajuritan TNI karena kecewa tidak naik pangkat bahkan adanya cidera yang menimpa fisiknya hingga berpengaruh pada karirnya di Militer.

Ditilik dari berbagai berita tentang cidera Agus, kata Aziz susah sekali untuk tidak menilai bahwa sebenarnya informasi tersebut bohong.

"Konten tentang (berita) sakit (yang disebut penyebab berhentinya Agus dari Militer) berbeda-beda. Ada yang bilang, jatuh ke jurang saat operasi di Aceh. Ada yang nulis, diinjak-injak senior saat latihan. Ada pula yang mengatakan, salah posisi kaki saat pendaratan latihan terjun payung, dan lain lain. Belum lagi perbedaan istilah (nama medis) dari gambaran sakitnya dan lukisan kondisi sehari-hari bagi penderita sakit seperti itu," paparnya.

Aziz menegaskan, dirinya berani bersaksi bahwa cerita tentang sakitnya Agus merupakan salah satu kebohongan besar yang harus diketahui masyarakat luas. Ia bahkan meyakini ada pihak tertentu yang secara sengaja membuat cerita buatan untuk mendiskreditkan kemampuan Agus dengan berbagai bingkai negatif.

"Kenyataannya, jauh panggang dari api. Agus bisa main bola Volly dan Basket kegemarannya. Agus mampu lari dengan ransel penuh beban di punggungnya," terangnya. (Bersambung)

KEYWORD :

Kesaksian Eks Perwira Senior Menjawab Berbagai Kabar Burung Tentang Agus Yudhoyono (1) Brigjend TNI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :