Sabtu, 20/04/2024 20:10 WIB

Refly Harun Lempar Lelucon Soal Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung

Mudah-mudahan Kejaksaan Angung makin lama makin bisa berbenah diri. 

Refly Harun, Pakar Hukum Tata Negara

Jakarta, Jurnas.com - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyampaikan joke segar dan sedikit satir terkait kebakaran Gedung Bundar Kejaksaan Agung pada Minggu (24/8/2020) malam.

Melalui channel YouTube miliknya, Rifly pertama menjelaskan dua kemungkinan penyebab gedung Kejakgung terbakar. Pertama itu gedung memang sengaja dibakar atau ada oknum yang membakarnya untuk menghilangkan berkas, atau kemungkinan kedua kebakaran ini memang aksiden biasa.

"Kita tentu harus lihat, harus ada penyelidikan yang independen terhadap sebab-sebab kejadian. Tidak perlu ada yang ditutupi. Terutama juga soal berkas," kata Refly.

Nah, terkait berkas ini, Refly mulai mengeluatkan joke yang sedikit satir. Dimana ia pernah membaca lelucon mengenai Pentagon. Ketika gedung kembar WTC diserang pesawat, ternyata serangan itu juga diarahkan ke Pentagon, walaupun akibat serangan itu tak terlalu parah seperti gedung kembar WTC.

Tapi yang menarik, kata Refly, ada lelucon mengatakan, bahwa kedubes China di Amerika menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya, mengucapkan rasa simpati, serta rasa sedih terhadap serangan ke Pentagon, karena di sana ada dokumen-dokumen rahasia tentang pertahanan dan kekuatan militer Amerika Serikat.

"Tapi dia (China) bilang, kalau memang butuh dokumen-dokumen itu, sampaikan saja ke kami China sudah punya copy-annya semua."

Kata Refly, jangan sampai orang Kejaksaan Agung kehilangan dokumen lalu muncul dari mafia mengatakan: Kami turut berduka atas kebakaran di Kejaksaan Agung. Tapi kalau pun dokumen terbakar, tenang saja karena kami sudah punya copyannya semua," ungkap Refly.

Sebagai orang hukum, Refly mengakui isu mengenai penegakan hukum di Indonesia selalu asik sejak jaman orde lama, orde baru, reformasi sampai sekarang ini.

Jadi kalau bidang lain ada perubahan signifikan, kata Refly, bidang hukum ini tidak. Sebab orang-orang belum percaya bahwa hukum kita ini sudah baik.

"Kalau indikatornya adalah transparancy international, ya nilai kita baru 40. Masih tergolong negara-negara yang korup. Dan korupsi itu tentu saja salah satunya ditrigger oleh penegak hukum," jelas Refly.

Korupsi itu, lanjutnya, kalau hukumannya benar-benar maksimal dan memunculkan efek jera, maka orang taknl akan mengikuti lagi. Cuma kalau hukumannya kemudian tidak maksimal, perjalanan hukumannya juga bisa kong-kalikong maka tak ada koruptor jadi kapok.

Apalagi kalau proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutannya penuh dengan mafia hukum atau kong-kalikong, hengki-pengki. Ini lingkaran setan mafia hukum.

"Kita berharap, mudah-mudahan Kejaksaan Angung makin lama makin bisa berbenah diri. Mudah-mudahan ini kecelakaan biasa saja. Bukan kesengajaan apalagi kesengajaannya dilakukan oleh orang dalam. Wah luar biasa. Karena kenapa dalam kasus Djoker, jaksa ada yang terlibat yakni jaksa pinangkey yang betul-betul terlibat. Lalu ada juga aparat kepolisian juga terlibat, dan juga pengacara," jelas Refly Harun.

KEYWORD :

Refly Harun Kebakaran Kejaksaan Agung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :