Jum'at, 19/04/2024 17:03 WIB

Upaya AS Embargo Senjata Iran akan Jadi Aib Bagi Trump

Iran, Rusia, China, Uni Eropa, Jerman, Prancis, dan Inggris menggambarkan langkah administrasi Trump sebagai tindakan melanggar hukum, sia-sia, dan batal serta bersuara dalam surat terpisah.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (Foto: Tehra Time)

Teheran, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan upaya pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan kembali sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Teheran tidak akan menghasilkan apa-apa selain aib bagi Presiden AS Donald Trump.

"Tadi malam Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengaktifkan mekanisme pengembalian resolusi Dewan Keamanan yang dibatalkan dalam imajinasinya," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif pada unggahan di akun Instagramnya, Jumat (21/8).

Namun, ia menambahkan, pada saat yang sama Iran, Rusia, China, Uni Eropa, Jerman, Prancis, dan Inggris menggambarkan langkah administrasi Trump sebagai tindakan melanggar hukum, sia-sia, dan batal serta bersuara dalam surat terpisah.

"Hari ini, beberapa anggota Dewan Keamanan lainnya kemungkinan akan mengadopsi sikap serupa, dan pemerintahan Trump akan diisolasi dan dipermalukan secara global sekali lagi," kata Zarif.

"Sejarah Dewan Keamanan tidak mengingat situasi serupa," katanya, mengacu pada konsensus global terhadap Presiden Trump.

Pada Kamis (20/8), sekutu AS paling terkemuka, yaitu Inggris, Prancis, dan Jerman menolak untuk mengambil langkah menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran. Pasalnya, tindakan Washington tidak sesuai dengan upaya untuk mendukung kesepakatan nuklir Iran 2015.

Ketiganya mengumumkan posisi mereka dalam sebuah pernyataan sebagai tanggapan atas dorongan ilegal AS untuk menggunakan mekanisme dalam kesepakatan nuklir yang akan mengembalikan semua sanksi PBB terhadap Iran, yang resolusi terkaitnya dibatalkan setelah kesepakatan itu disepakati.

Memberikan pendekatan sepihak AS, pukulan berikutnya adalah misi China di PBB yang mengingatkan bahwa Washington sendiri telah membahayakan semua hak kontraknya berdasarkan kesepakatan nuklir.

Juga tidak ada surat yang diberikan kepada badan dunia oleh Pompeo untuk memicu modul snapback memenuhi syarat untuk tujuan yang telah ditulisnya, misi tersebut mencatat dalam sebuah tweet.

Rusia juga mengkritik dorongan AS yang tidak diperhitungkan dengan baik untuk memicu snapback, dengan mengatakan bahwa petualangan baru akan menarik reaksi internasional yang negatif karena membuat "ejekan" dari akal sehat.

Duta besar AS untuk PBB, Kelly Craft mengatakan kepada surat kabar Jerman, Sueddeutsche Zeitung  pada Jumat (21/8) bahwa perilaku sekutu Eropa telah "mengecewakan" sehubungan dengan tindakan AS terhadap Iran.

"Ini sangat mengecewakan," ujar Craft.

"Masalah ini sangat penting sehingga kita tidak bisa menunggu sampai embargo senjata habis pada 18 Oktober. Kita tidak sabar menunggu dunia menyadari pada 18 Oktober bahwa China dan Rusia memiliki kemampuan mengirimkan senjata dan Iran membelinya untuk milisi dan kelompok teror lainnya di seluruh dunia yang diarahkan oleh Teheran," tambahnya.

Pompeo juga menuding negara anggota pakta dari Eropa berpihak pada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, 

"Tidak ada negara selain Amerika Serikat yang memiliki keberanian dan eyakinan untuk mengajukan resolusi. Sebaliknya, mereka memilih untuk berpihak pada ayatollah," kata Pompeo kepada wartawan setelah secara resmi memulai proses sengketa. (Press TV)

KEYWORD :

Embargo Senjata Iran DK PBB Mohammad Javad Zarif Mike Pompeo Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :