Sabtu, 20/04/2024 04:30 WIB

Taiwan Curhat ke AS, China Ingin Mengubahnya jadi Hong Kong

Taiwan menghadapi posisi yang semakin sulit akibat tekanan China untuk menerima kondisi yang akan mengubahnya menjadi Hong Kong berikutnya.

Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Alex Azar yang mengenakan masker menghadiri pertemuan dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di kantor kepresidenan, di Taipei, Taiwan 10 Agustus 2020. (Kantor Berita Pusat / Pool via Reuters)

Taipei, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu curhat kepada Menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS), Alex Azar, Taiwan menghadapi posisi yang semakin sulit akibat tekanan China untuk menerima kondisi yang akan mengubahnya menjadi Hong Kong berikutnya.

Azar tiba di Taiwan Minggu (9/8), sebagai pejabat tinggi AS pertama yang berkunjung ke Taiwan sejak hubungan diplomatik kedua negara terputus pada tahun 1979 silam. Blusukan tersebut semakin menegangkan hubungan AS-China.

Jet tempur China secara singkat melintasi garis median Selat Taiwan yang sensitif pada Senin (10/8). Jet tempur yang dideteksi rudal anti-pesawat Taiwan itu dianggap sebagai pola pelecehan oleh Beijing.

Perjalanan Azar ke Taiwan juga bertepatan dengan tindakan keras lebih lanjut di Hong Kong yang diperintah China. Pada Senin (10/8) polisi menangkap taipan media Jimmy Lai di bawah undang-undang keamanan nasional baru yang ketat.

"Hidup kami menjadi semakin sulit karena China terus menekan Taiwan agar menerima kondisi politiknya, kondisi yang akan mengubah Taiwan menjadi Hong Kong berikutnya," kata Wu pada pertemuan media bersama dengan Azar di Taipei, Selasa (11/8).

China mengusulkan model otonomi satu negara, dua sistem untuk membuat Taiwan menerima aturannya, seperti yang digunakan di Hong Kong. Namun, proposal tersebut ditolak di Taiwan oleh semua partai besar dan pemerintah.

Wu mengatakan Taiwan beruntung memiliki teman seperti Azar di AS untuk membantu memperjuangkan ruang internasional Taiwan.

"Kami tahu ini bukan hanya tentang status Taiwan, tetapi tentang mempertahankan demokrasi dalam menghadapi agresi otoriter. Taiwan harus memenangkan pertempuran ini agar demokrasi menang," ujarnya.

Washington memutuskan hubungan resmi dengan Taipei pada 1979 untuk mendukung Beijing tetapi masih menjadi pemasok senjata terbesar Taiwan.

Pemerintahan Trump telah memperkuat dukungannya untuk pulau demokrasi sebagai prioritas karena hubungan dengan China memburuk atas berbagai masalah termasuk hak asasi manusia dan perdagangan.

Azar berada di Taiwan tidak hanya menawarkan dukungan pemerintah untuk demokrasi, tetapi juga untuk mempelajari perjuangannya yang sukses melawan pandemi virus corona. Taiwan mempertahankan angka infeksinya rendah berkat upaya pencegahan dini dan efektif.

Azar mengatakan dunia harus mengakui pencapaian kesehatan Taiwan, menunjuk pada pengecualian Taiwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena keberatan China, yang menganggap Taiwan hanyalah provinsi yang bandel.

"Apalagi saat terjadi pandemi, tapi setiap saat, organisasi internasional tidak boleh menjadi tempat bermain politik. Mereka harus menjadi tempat untuk dialog dan kerjasama yang konstruktif dan terbuka," ujarnya.

Baik China dan WHO mengatakan Taiwan telah diberikan bantuan yang dibutuhkan selama pandemi. (Reuters)

KEYWORD :

Joseph Wu Taiwan Alex Azar Amerika Serikat China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :