Jum'at, 19/04/2024 10:49 WIB

Militer Kendalikan Lebanon selama Masa Darurat Nasional

Ledakan pada Selasa (4/8) sore mengirimkan gelombang kejut ke seluruh kota, dan menyebabkan kerusakan luas hingga pinggiran Kota Beirut.

Presiden Lebanon Michel Aoun terlihat di istana kepresidenan di Baabda, Lebanon, 7 November 2017 (Reuters/ Mohamed Azakir / File Photo)

Beirut, Jurnas.com - Kabinet Lebanon mengumumkan keadaan darurat selama dua pekan di ibu kota Beirut, pasca ledakan yang memakan 135 orang tewas dan 5.000 lainnya luka. Adapun kendali keamanan di ibu kota diserahkan kepada militer.

Seperti diketahui, ledakan pada Selasa (4/8) sore mengirimkan gelombang kejut ke seluruh kota, dan menyebabkan kerusakan luas hingga pinggiran Kota Beirut.

Dikutip dari Aljazeera pada Kamis (6/8), sejumlah pejabat memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah, seiring dengan upaya pencarian korban dari balik reruntuhan bangunan.

Gubernur Kota Beirut Marwan Abboud menyebut, setidaknya 300.000 orang kehilangan rumah dan pihak berwenang sedang berupaya menyediakan makanan, air, dan tempat tinggal bagi mereka.

Penyebab ledakan itu belum diketahui secara jelas. Para pejabat menghubungkan ledakan itu dengan 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan selama enam tahun di salah satu gudang.

Sementara Presiden Lebanon Michel Aoun mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi negara pasca ledakan itu. Di tempat lain, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menetapkan Rabu (5/8) kemarin sebagai hari berkabung nasional.

KEYWORD :

Ledakan Beirut Lebanon Darurat Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :