Rabu, 24/04/2024 12:01 WIB

PBB: Dalam 6 Bulan, Lebih dari 1.280 Warga Sipil Afganistan Tewas

Taliban terus menyebabkan sebagian besar korban sipil, terutama melalui penggunaan alat peledak, penculikan dan eksekusi ringkasan.

Ilustrasi bom di Afghanistan

Kabul, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, lebih dari 1.280 warga sipil Afghanistan tewas dalam enam bulan pertama tahun ini, menyusul serangkaian pertempuran kendati sudah dibuat pakta antara Amerika Serikat (AS) dan militan Taliban.

"Kenyataannya tetap bahwa Afghanistan terus menjadi salah satu konflik paling mematikan di dunia untuk warga sipil," kata Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengatakan dalam sebuah laporan, dilansir dari Reuters.

Meskipun ada penurunan 13% korban dari periode yang sama tahun lalu, UNAMA mengatakan Taliban terus menyebabkan sebagian besar korban sipil, terutama melalui penggunaan alat peledak, penculikan dan eksekusi ringkasan.

Taliban bertanggung jawab atas 43% dari semua korban sipil dan pasukan pemerintah menyebabkan 23%, terutama dari serangan udara dan tembakan tidak langsung selama operasi.

UNAMA menyebutkan bahwa penurunan itu karena lebih sedikit operasi yang dilakukan oleh pasukan asing dan lebih sedikit serangan oleh militan Islamic State Iraq and Syria (ISIS/Daesh).

Pada Februari 2020, AS dan Taliban menandatangani perjanjian di Doha, terkait rencana penarikan pasukan asing dari Afghanistan dengan imbalan jaminan keamanan dari para militan.

Namun, beberapa pekan terakhir pertempuran melonjak dipicu perbedaan tentang pertukaran tahanan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan. Kabul terbukti masih enggan membebaskan ratusan gerilyawan yang dipenjara.

Pada kesepakatan yang dibuat Doha, Pemerintah Afganistan diminta membebaskan 5.000 tahanan Taliban dengan imbalan pembebasan ratusan tentara Afghanistan memulai perundingan damai antara kedua pihak dalam upaya untuk mengakhiri perang berusia 18 tahun.

Pemerintah Afghanistan sudah membebaskan lebih dari 4.000 tahanan Taliban. Namun, menolak untuk membebaskan 600 tahanan lainnya, dengan alasan mereka terlibat dalam pembunuhan, peredaran gelap narkoba dan serangan-serangan besar.

KEYWORD :

Konflik Afghanistan Milisi Taliban Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :