Jum'at, 19/04/2024 18:21 WIB

Sulawesi Barat Lakukan Penanaman Kedelai Skala Luas

Pemprov Sulbar menargetkan melakukan penanaman kedelai di atas lahan seluas 50 ribu hektare untuk empat kabupaten, yakni Polewali Mandar, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu.

Tampak petani berjalan di ladang kedelainya (Foto: AFP)

Polewali Mandar, Jurnas.com - Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Ali Baal Masdar menggalakkan penanaman kedelai berskala luas dalam rangka menyukseskan program ketahanan pangan.

"Tentu kita berharap melaui program ini, kita bisa mengurangi impor. Kedua, bagaimana bisa mensejahterakan masyarakat," kata Ali Baal di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu (22/7).

Ali Baal menegaskan, pemerintah siap memberikan dukungan penuh kepada masyarakat agar program berjalan lancar sesuai harapan. Bantuan itu berupa benih, pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan) yang diberikan kepada kepada masyarakat secara gratis.

Untuk menyukseskan program peningkatan ketahanan pangan ini, Pemprov Sulbar menargetkan melakukan penanaman kedelai di atas lahan seluas 50 ribu hektare untuk empat kabupaten, yakni Polewali Mandar, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu pada 2021 mendatang," tuturnya.

Pada kesempatan sama, Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar (AIM) mengaku siap menyiapkan lahan untuk menyukseskan program penanaman kedelai ini. Lahan di Polman tersedia seluas 35 sampai 40 ribu hektare, tapi efektifnya 17 ribu hektare.

"Kalau betul memang serius, kita harus bicara teknis, karena yang penting model kerjasamanya seperti apa, karena katanya ada asuransi, tapi apa betul, jangan sampai masyarakat sudah ramai-ramai kesana, tetapi tidak terbukti, karena sudah banyak kejadian seperti itu," ujar AIM.

Selain itu, AIM berharap agar program penanaman kedelai ini tidak merugikan pihak lain, khususnya petani. Dengan demikian, perlu ada tindak lanjut, pertemuan lebih lanjut ke depan, bagaimana apa yang diinginkan investor dan pemerintah Sulbar.

"Ini bisa terwujud, harus kita bicarakan baik-baik, karena ini untuk kepentingan masyarakat, karena di samping sekarang kita tidak hanya memikirkan petani tetapi virus juga, jadi ke depannya tidak ada yang dirugikan," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikanb bahwa kedelai sebagai salah satu tanaman pangan yang perlu adanya peran serta para pemangku kepentingan untuk intens menggenjot kembali kejayaan kedelai di Indonesia.

Sesuai arahan Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo, komoditas strategis harus benar-benar serius ditingkatkan produksinya dan diperluas pengembanganya demi menyediakan pangan 267 juta jiwa rakyat Indonesia dan ekspor pangan Indonesia semakin tangguh.

"Untuk itu perlu adanya pengembangan varietas benih yang provitasnya di atas tiga ton per hektare, kuncinya pengembangan kedelai ada di aspek benih dan harga. Seluruh benih unggul yang ada di litbang harus disalurkan untuk peningkatan produksi," ujarnya.

Suwandi menjelaskan perumusan sistem pemasaran produk menjadi hal yang mesti diperhatikan untuk bisa mengenalkan produk lokal. Komitmen Kementan terhadap kedelai sangat kuat salah satunya ditunjukkan Mentan Syahrul saat mencanangkan tanam kedelai di Sulawesi Utara.

"Hilirisasi menjadi hal yang penting dalam mengembangkan kedelai untuk mensolusi harga. Perlu dibangun kemitraan petani dengan industri supaya dapat memberi kepastian pasar dan pemanfaatan KUR, sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah," terangnya.

KEYWORD :

Sulawesi Barat Penanaman Kedelai Ali Baal Masdar Andi Ibrahim Masdar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :