Jum'at, 19/04/2024 05:15 WIB

Nilai Ekspor Afghanistan ke India Berlipat Ganda

Tren naik berlanjut selama tiga tahun terakhir, yang mengakibatkan India menjadi pasar yang signifikan untuk barang-barang Afghanistan.

Vendor Afghanistan membongkar melon untuk dijual di pasar di Kabul, Afghanistan 22 Juli 2020. (Foto: Reuters)

Kabul, Jurnas.com - Ekspor Afghanistan ke India meningkat dua kali lipat sejak 2016 dengan total nilai barang yang diperdagangkan mencapai USD 460 juta tahun lalu.

"Secara total, pada tahun 2019, ekspor kami ke dunia mencapai USD1 miliar dan USD460 juta dari itu ke India," kata juru bicara Kamar Dagang dan Investasi Afghanistan (ACCI), Jan Aqa Naweed kepada Arab News.

Kepala cabang ekspor dan promosi ACCI, Mirzaman Popal mengatakan, tren naik berlanjut selama tiga tahun terakhir, yang mengakibatkan India menjadi pasar yang signifikan untuk barang-barang Afghanistan.

Di antara produk yang paling banyak diminati adalah karpet, batu mulia seperti rubi, zamrud, dan lapis lazulis, bersama dengan buah-buahan kering dan segar termasuk kacang pinus, buah ara, melon, delima, jamu, dan anggur.

Mayoritas barang, terutama hasil bumi segar, tambah Popal, dikirim melalui udara dari Kabul, Kandahar, dan Herat ke New Delhi karena melalui darat akan membutuhkan lebih banyak waktu dan hasil akan kehilangan kualitas dan rasanya pada saat tiba di pasar.

Seorang pedagang buah kering berusia 50 tahun dari Kabul, Fateh Shah mengatakan,buah-buahan Afghanistan sebagian besar organik, dan lezat, itulah sebabnya sebagian besar yang diekspor adalah buah-buahan kering dan segar.

"Tahun lalu, harga buah-buahan segar dan kering melonjak secara drastis di pasar lokal karena peningkatan ekspor mereka," ujar Shah kepada Arab News.

Selama bertahun-tahun, provinsi Herat, yang merupakan salah satu daerah terbesar di Afghanistan dan terletak di barat daya negara itu, telah menjadi terkenal secara nasional dan global karena produk-produknya yang berkualitas tinggi, terutama buah-buahan dan kunyit.

Wakil kepala ACCI, Khan Jan Alokozai, mengatakan, banyak petani di wilayah selatan dan barat daya beralih dari menanam bunga poppy ke budidaya saffron Afghanistan, dengan setiap kilogram "emas merah" dibanderol USD4.000 di beberapa pasar Eropa.

Negara ini juga terkenal dengan kacang pinusnya, satu kilogramnya bernilai hampir USD50 di pasar lokal.

Alokozai menambahkan bahwa sementara ekspor ke Pakistan, mitra dagang tradisional dan historis Afghanistan, menyentuh USD289 juta tahun lalu, ekspornya ke pasar global telah turun 60 persen dalam beberapa bulan terakhir karena pandemi penyakit coronavirus (COVID-19).

"Misalnya, kami tidak bisa mengirim safron kami yang akan kehilangan kualitas, rasa, dan warnanya jika disimpan lebih lama," katanya.

Namun, Naweed mencatat bahwa pembukaan perbatasan Wagah antara Pakistan dan Afghanistan dua minggu lalu dapat membantu meningkatkan angka perdagangan.

"Ini akan memungkinkan Afghanistan yang terkurung daratan untuk meningkatkan ekspor lebih jauh ke India karena Wagah penting untuk barang-barang Afghanistan yang menuju India dan juga untuk impor produk-produk India," katanya.

Mantan juru bicara kementerian keuangan dan ekonomi pemerintah Afghanistan, Wahidullah Ghazikhail mengatakan, ketidakamanan, korupsi, dan undang-undang investasi yang ketat membuat investor dan pengusaha di Afghanistan tidak bersemangat dalam beberapa tahun terakhir.

"Jika tantangan ini dihilangkan, volume ekspor akan melonjak di masa depan," ujaR Ghazikhail kepada Arab News.

KEYWORD :

Virus Corona Ekspor Petanian Afghanistan India




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :