Kamis, 25/04/2024 06:30 WIB

Akademisi IPB Desak Kementan Keluarkan Protokol COVID-19 untuk Sektor Pertanian

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui

Pohon tembakau yang sudah berusia 1,5 bulan di Desa Ngampel Kulon, Kecematan Ngampel, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. (Foto: Supi/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Akademisi, Prima Gandhi mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) segera mengeluarkan protokol virus corona (COVID-19) untuk sektor pertanian menjelang musim tanam dan panen tembakau.

Hal itu disampaikan pada acara Webinar Tobacco Series, yang mengangkat tema "Mendorong Sinergitas Stakeholder Tembakau Kala Musim Panen di Tengah Pandemi COVID-19," Kamis (9/7). 

"Saya meminta Kementan agar segera membuat protokol COVID-19 di ladang atau di lahan pertanian tembakau. Bukan hanya komoditas tembakau tapi juga pada komoditas pokok lainnya, kayak padi dan sayur sayuran," ujar Prima Gandhi.

Pernyataan Prima Gandhi ini merujuk pada temuan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengakui "bukti yang muncul" tentang penyebaran COVID-19 lewat udara, padabriefing media di Jenewa, Selasa (7/7).

"Nah, ini bagaimana? Apakah petani yang ke ladang itu wajib pake masker, difasilitasi masker atau seperti apa? Atau misalnya, dalam luasan 200 meter minimal hanya satu petani atau dalam 1000 meter bolehnya tiga petani. Sebab, kalau tembakau ini kan tidak mungkin petani itu sendiri pasti beramai ramai kan karena secara budaya sudah seperti itu," ujar Prima Gandhi.

"Begitupun dalam pemanenannya, begitupun nanti kalau menjual ke gudang gudang. Kan, biasanya kalau menjual ke gudang gudang itu antri tuh mereka hingga mepet-mepet. Nah, sekarang bagaimana ini protokolnya mengantarkan ke gudang ini?" tambahnya.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) itu juga mengatakan, beberapa wilayah saat ini belum melakukan penanaman tembakau salah satunya disebabkan karena tidak adanya protokol COVID-19 di ladang.

Misalanya, di Lombok pada Mei 2020 seharusnya sudah menanam tembakau, namun hingga sekarang masih banyak yang dalam proses pembibitan, sehingga diperkirakan pada Agustus proses penanam virginia di wilayah Lombok  masih akan berlangsung.

"Kenapa ini terjadi? Ya, pasti karena  corona. Pertama, pasti ada bebrapa pemilik lahan yang memerlukan tenaga kerja, nah gara-gara corona jadi banyak juga tenaga kerja yang takut mungkin karena protokol kesehatan tidak segera dikeluarkan," ujar Prima Gandhi.

Akibat tidak adanya protokol COVID-19 di ladang ini ternyata juga mempengaruhi luas tanam tembakau di sejumlah sentra, salah satunya Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

"Saya kemarin mendapatkan informasi di wilayah kabupaten Temanggung yang tahun kemarin luasnya itu 18 ribu hektare, dan dikonfirmasi Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin sekarang hanya menanam 16 ribu," ujar Prima Gandhi.

"Berati, COVID-19 ini juga berdampak pada luas tanam," sambungnya.

 

 

 

KEYWORD :

Petani Tembakau Panen Tembakau Akademisi IPB Prima Gandhi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :