Jum'at, 26/04/2024 00:03 WIB

Direktur Eksekutif ASI: Mayoritas Publik Puas Kinerja Jokowi-Ma`ruf

Temuan lembaga ASI mengenai Evaluasi Publik Jelang 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin yang dirilis pada Jumat 19 Juni 2020, cukup mencengangkan.

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif`an. (Foto: Monitor)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif`an, mengatakan mayoritas publik atau sebanyak 67,4% mengatakan puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin.

Hal itu disampaikan dalam diskusi daring yang digelar Forum Monitor bertajuk "Persepsi Publik Terhadap Kinerja Jokowi-Ma`ruf: Siapa Layak Di Reshuffle?", Kamis (26/6).

 

Akan tetapi, Lanjut Ali Rif`an, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri kabinet Jokowi-Ma`ruf Amin kurang menggembirakan karena angkanya rata-rata justru berada di bawah 50%.

Temuan lembaga ASI mengenai "Evaluasi Publik Jelang 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin" yang dirilis pada Jumat 19 Juni 2020, cukup mencengangkan.

Itu lantaran tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri kabinet indonesia maju relatif tampak kurang menggembirakan karena angkanya rata-rata justru berada di bawah 50%.

"Rata-rata menterinya justru di bawah 50%. Saya membaca publik dalam melihat pemerintahan ini tidak paket, yakni antara menteri dengan pemerintahan itu sepertinya dianggap berbeda. Padahal, pemerintah itu memberikan mandat kepada menteri," ujar Ali Rif`an.

Ali Rif`an juga mengaku kaget ketika mayoritas publik setuju dilakukan adanya reshuffle atau perombakan kabinet. Berdasarkan temuan itu, ia menilai bahwa mandat yang telah diberikan Presiden kepada para menterinya tidak dijalankan secara maksimal.

"Saya agak kaget datanya cukup fantastik, dalam temuan kami, angkanya 75,6% masyarakat setuju dilakukan adanya reshuffle, sementara yang tidak setuju 16,9%, sisanya 7,5% tidak setuju dan tidak menjawab," paparnya.

Namun Ali menegaskan, hasil survei tersebut masih bisa dikatakan stabil dan menggembirakan. Pasalnya, jika melihat dari sisi ekonomi, pemerintah justru dianggap masih mampu dalam mengendalikan ekonomi nasional pasca dampak pandemi COVID-19 ini.

Praktisi media sekaligus Founder Monitor, Syukron Jamal mengatakan, kekuatan politik Jokowi di periode kedua ini sangat kuat, sehingga mempengaruhi ekspektasi publik. Bahkan dikatakannya, masuknya gerbong Partai Gerindra ke lingkaran pemerintahan tidak menjadikan situasi politik negeri ini stabil. 

"Kita mengakui ekspektasi publik terhadap kepemimpinan Jokowi di periode kedua ini memang tidak sebesar periode pertama, mengapa? karena di peridoe kedua, kekuatan politik di periode ini didukung banyak partai politik dan tidak seperti periode pertama," ujar Syukron.

"Bahkan ketika gerbong oposisi Gerindra masuk dalam pemerintahan, harapannya dinamika politik akan relatif stabil. Namun pada kenyataannya, dalam Pemilu 2019 itu masyarakat sudah terpolarisasi dan masuknya Gerindra tidak lantas membuat politik ini relatif stabil," sambungnya.

"Ini saya pikir sesuatu yang menarik," pungkasnya.

KEYWORD :

Joko Widodo Ma`ruf Amin Arus Survei Indonesia Ali Rif`an




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :