Jum'at, 19/04/2024 01:33 WIB

KWT di Lampung Ubah Sampah Jadi Rezeki

Keberadaan sampah yang umumnya terbuat dari plastik ini tidak mudah terurai sehingga dapat menjadi sumber polusi dan pencemaran lingkungan ini pun berubah menjadi barang bermanfaat.

Pemanfaatan barang bekas sebagai media tanam. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Ibu-ibu di Pekon Giri Tunggal Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu - Lampung sukses mengubah sumber polusi dan pencemaran lingkungan menjadi media tanam untuk sayuran hidroponik.

 

Dengan berbekal keterampilan yang diperoleh dari Pelatihan Budidaya Sayuran Hidroponik di Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Kementerian Pertanian (Kementan), Ibu Nursiah selaku ketua KWT Mekar Jaya, mencoba menerapkan hasil latihannya pada kelompoknya.

Nursiah mengumpulkan sampah wadah makanan apa saja yang ada di sekitarnya, seperti kotak stereofoam, gelas plastik air mineral, bekas keranjang nasi plastik, plastik kemasan detergen, sabun, minyak goreng, tepung, jerigen dan ember atau baskom bekas.

"Kalau ada bekas wadah makanan habis pertemuan pertemuan, atau pengajian, arisan, saya kumpulkan," kata Nursiah yang sudah memegang Izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dari Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu ini.

Nursiah menceritakan bahwa selama mengikuti pelatihan budidaya sayuran hidroponik di Balai Pelatihan Pertanian Lampung, dia sangat tertarik untuk mencobanya.

"Kalau hidroponik seperti di BPP Lampung kami belum sanggup. Di BPP Lampung kan menggunakan instalasi dari Paralon, dan itu modalnya besar. Jadi saya mencoba menggunakan sampah wadah makanan saja. Tidak usah keluar uang untuk beli wadahnya," ujar Nursiah.

Kini hasil mengumpulkan sampah bekas wadah makanan tersebut sudah semakin berkembang. Dari hasil budidaya sayuran hidroponiknya, KWT Mekar Jaya sudah bisa mendulang rezeki.

"Kami bisa menambah kas kami, bisa dapat tambahan uang belanja dapur atau setidaknya kami berhemat uang untuk beli sayuran," ujar Nursiah.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo berkali-kali menegaskan pentingnya mempercepat tanam dan memanfaatkan setiap jengkal lahan kosong untuk ditanami tanaman yang cepat panen di masa pandemi COVID-19.

"Dalam menghadapi krisis yang ada, pertanian menjadi pilihan untuk bisa survive. Karena itu, mari kita menggalakkan pertanian, tidak perlu dengan lahan besar. Di family farming atau lahan-lahan Keluarga di sekitar rumah kita menjadi sangat penting," ujar Syahrul.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi juga menegaskan, sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting, apalagi saat wabah COVID- 19.

"Sektor yang lain mungkin terhenti dengan adanya COVID-19, namun sektor pangan harus tetap berjalan, karena seluruh rakyat Indonesia membutuhkan pangan. Maka peran ibu-ibu anggota KWT ini pun menjadi salah satu bukti positif peran serta masyarakat menjaga ketahanan pangan Indonesia," katanya.

KEYWORD :

Kabupaten Pringsewu BPP Lampung Dedi Nursyamsi KWT Lampung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :