Kamis, 18/04/2024 13:54 WIB

Antisipasi Krisis Pangan, Petani Jombang Berdayakan Alsintan

Kabupaten Jombang sangat mendukung pemanfaatan mesin tanam guna mempercepat tanam.

Petani Jombang manfaatkan alat mesin pertanian untuk percepatan tanam padi. (Foto: Ist)

Jombang, Jurnas.com – Kementerian Pertanian terus mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat Covid-19 ataupun saat musim kemarau nanti. Hal ini turut diantisipasi para petani di Jombang yang melakukan percepatan tanam untuk menjaga ketersediaan pangan.

Untuk membantu kinerja para petani, Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Kabupaten Jombang memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) ke kelompok tani (poktan). Saat ini, Kabupaten Jombang memiliki 306 gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan 1.220 poktan yang tersebar di 21 kecamatan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo berharap bantuan alsintan dapat dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan produksi pertanian. Ia pun meminta kepada seluruh penyuluh pertanian dan petani di Indonesia agar segera melakukan Gerakan Percepatan Tanam serentak.

"Kita harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan lebih gotong royong agar makanan rakyat bisa terjamin. Krisis pangan tidak boleh terjadi di Indonesia, kita hadapi dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah," kata Syahrul.

"Saya mengajak seluruh insan pertanian untuk menghadapi tantangan tersebut dengan dua langkah konkret, yaitu dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat. Diharapkan kerja sama dengan berbagai pihak lebih intens agar semua dapat berjalan dengan baik," sambungnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, pangan adalah masalah yang utama. Sebab, pangan menentukan hidup matinya suatu bangsa. Oleh karena itu, petani harus tetap semangat olah, tanam, dan panen.

"Hal ini membuktikan pertanian tidak berhenti di tengah wabah Covid-19, kepada para penyuluh pertanian maupun swadaya diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani. Kita harus tanam, tanam, tanam untuk mendukung Gerakan Ketahanan Pangan Nasional," papar Dedi.

Kepala Seksi Alsintan Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Jombang, Hendro Subekti sangat mendukung pemanfaatan mesin tanam guna mempercepat tanam.

"Tanam dengan rice transplanter lebih efektif dan efesien daripada tanam konvesional. Selain karena semakin berkurangnya tenaga kerja di bidang pertanian, alsintan menjadikan kebutuhan terhadap kegiatan tanam yang semakin mendesak," ujar Hendro.

Di Kabupaten Jombang banyak ditemui petani yang telah memanfaatkan rice transplanter atau mesin tanam untuk mempercepat tanam. Salah satunya dilakukan Poktan Bungkil Desa Kedungrejo Kecamatan Megaluh. Percepatan tanam di lahan seluas 45 hektar dilakukan karena sarana produksi telah cukup di musim tanam II.

Ratman, sapaan salah satu anggota Poktan Bungkil memilih menggunakan mesin tanam untuk penanaman. Alasan yang dipilih karena ingin menerapkan teknologi baru,yaitu modernisasi pertanian.

"Pembibitan padi untuk mesin tanam dapat dilakukan dengan persemaian kering dan sawah. Pilihan inilah yang juga dapat memberi pengaruh terhadap biaya penanaman dengan mesin. Biaya tenaga kerja untuk tanam manual sangat mahal. Maka butuh solusi agar biaya produksi dapat ditekan," kisah Ratman.

Iba Royani, penyuluh pertanian di Kecamatan Megaluh, yang mengawal dan mendampingi kegiatan penyuluhan juga menegaskan bahwa petani mulai beralih menggunakan mesin tanam.

"Meski awalnya mesin tanam masih belum diterima. Kami terus memberikan penyuluhan tentang manfaat penggunaan alsintan serta analisa usahatani yang memiliki prospek keuntungan," kata Iba.

KEYWORD :

Krisis Pangan Petani Jombang Alat Mesin Pertanian Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :