Sabtu, 20/04/2024 12:32 WIB

Petani Milenial Madura Sukses Sulap Melon Jadi Produk Bernilai Ekspor

Dengan luas lahan 1 hektare, Mahfudz bisa menghasilkan 20-30 ton per hektare per sekali panen dengan keuntungan sekitar Rp60-70 juta.

Mahfudz, petani milenial asal Kabupaten Sampang, Madura. (Foto: Ist)

Madura, Jurnas.com - Mahfudz, petani milenial asal Kabupaten Sampang, Madura dan alumni Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Kawasan Bagi Petani Muda yang diselenggarakan Balai Besar Pelatihan (BBPP) Ketindan, cakap membaca peluang pasar berbudidaya tanaman melon.

Budidaya melon yang dilakukan Mahfudz sejak tahun 2016 ini, memang sudah memiliki pasar buah segar yang cukup baik. Kota-kota besar seperti Surabaya, Malang dan Jakarta sudah dijajakinya.

Dengan luas lahan 1 hektare, Mahfudz bisa menghasilkan 20-30 ton per hektare per sekali panen dengan keuntungan sekitar Rp60-70 juta. Ia sendiri mengaku bisa melakukan empat kali panen per tahun.

Mahfudz juga berinovasi mengelola potensi buah melon yang berukuran kecil dan cacat tetapi tidak rusak dan tidak laku dipasaran menjadi produk pasca panen yang bernilai ekonomis tinggi.

Ia membuat dan memasrkan olahan melon menjadi dodol, sirup, selai dan jus melon dengan brand "Napote Fruit". Dari hasil itu, ia mampu mengantongi mendapatkan tambahan penghasilan sebesar Rp2- Rp3 juta rupiah per sekali produksi.

Dalam sebulan biasanya ia mampu berproduksi sebanyak empat kali bahkan lebih. Hal ini tergantung dari stok bahan mentah dan orderan konsumen yang diperoleh melalui pemasaran media daring.

Sebagai Ketua Kelompok Gemah Ripah Arrahmah, saya berharap kedepannya dapat berproduksi setiap hari dan secara berkelanjutan," ujar Mahfudz.

Saat ini, Mahfudz bekerja sama dengan tujuh orang dari ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai karyawan tetap. Mereka mendapatkan upah Rp100.000 per hari.

Kesuksesan didalam berbudidaya melon dari on farm bahkan sampai ke off farm bukanlah hasil kerja keras sendiri.Tentu ada pihak-pihak yang membantu dan mendukung.

Mereka adalah para widyaiswara dari BBPP Ketindan, Penyuluh Kecamatan Sokobanah, Dinas Pertanian Kabupaten Sampang dan Pemerintah Kabupaten Sampang.

Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan sudah waktu bagi petani milenial menjadi pahlawan di sektor pertanian.

Dedi mengatakan, petani milenial harus mampu menjadikan aktivitas tidak hanya on farm tetapi mampu menuju off farm yang lebih memiliki nilai jual, terutama pasca panen dan olahannya.

"Petani millennial harus mampu membuat terobosan-terobosan baru, dan harus mau berinovasi di jaman Industri 4.0 ini," pungkas Dedy.

KEYWORD :

Petani Milenial Madura Buah Melon Olahan Melon Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :