Jum'at, 26/04/2024 03:21 WIB

Siti Fadilah: Mari Bangun dari Ketakutan dan Kekhawatiran

Menurut Siti, andaikan vaksin dari Bill Gates benar siap, harus diingat ketika Ejikman melakukan sequencing virus strain Indonesia

Mantan Menkes Siti Fadilah Supari (Antara)

Jakarta, Jurnas.com - Mantan Menteri Kesehatan Siti fadilah Supari kembali mengirimkan surat terbuka terkait soal vaksin Covid-19 yang katanya sedang digarap oleh Yayasan Bill Gates.

Siti Fadilah dalam suratnya mengatakan, seperti yang kita saksikan, seluruh dunia terpuruk. Meski negara adidaya seperti Amerika pun menderita , bahkan kasusnya terbanyak di dunia dan kematiannya pun sangat banyak. Pergerakan ekonomi dan perdagangan terhenti.

Di Eropa pun demikian juga korbannya juga cukup banyak. Apalagi khusus di negara Italia sangat parah boleh dikatakan terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk.

“Saat ini mereka semua mulai menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini untuk memulai kehidupannya lagi,” papar Siti dalam suratnya.

Namun, menurut Siti, Bill Gates mengatakan bahwa yang mampu menghentikan wabah covid hanyalah vaksin corona. Dimana dia sangat yakin vaksin unggulannya akan siap 18 bulan ke depan. Bill Gates juga menekankan kalau pun wabah corona ini berhenti, belum tentu kehidupan bisa kembali seperti dulu lagi.

“Mungkin dia mengacu ketika flu Spanyol 1918 selesai. Terjadi perubahan peradaban yang sama sekali berbeda dari sebelumnya,” imbuhnya dalam surat yang diperoleh, Minggu (17/5/2020).

Pakar Penyakit Menular dari AS Anthony Fauci mengatakan kewaspadaan kalau ada negara yang cepat-cepat membuka lockdown-nya, pasti akan mengalami perburukan penularan Covid-19 dan wabah akan lebih dahsyat lagi.

Adapun, WHO menyatakan tidak akan pernah ada vaksin sebelum akhir 2021. David Nabarro seorang profesor dari global health di Imperial College London dan sekarang sebagai special envoy WHO untuk Covid-19, mengatakan bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk corona.

Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya contoh nya HIV AIDS dan demam berdarah. Oleh karena itu, masyarakat harus bisa hidup berdamai dengan corona.

Menurut Siti, andaikan vaksin dari Bill Gates benar siap, harus diingat ketika Ejikman melakukan sequencing virus strain Indonesia, ternyata karakter virus lokal berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan uji coba vaksin yang akan diproduksi besar-besaran sedunia.

“Kita harus hati-hati disini, berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di Indonesia, maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif),” papar Siti.

Bila melihat China, Wuhan telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona, dengan tanpa vaksin, tetapi menggunakan obat tradisional.

China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi corona dari awal, terus lockdown dan kemudian corona terhenti setelah itu ekonomi mulai bangkit kembali. Tidak perlu heran karena China negara dengan azas otoritarian.

Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah corona ini pengambilan keputusan harus sangat efektif. Komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala sangat dibutuhkan.

“Dan ini hampir tidak mngkin terjadi di negara-negara yang menganut azas demokrasi , yang selalu ada pro kontra, sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak,” tutur Siti.

China dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua dengan virus yang berbeda pula.

Di samping itu kalau hanya mendengarkan Bill Gates yang sudah investasi dananya di dalam bisnis vaksin dunia, mau tidak mau kita harus mengikuti kemauan mereka. Dengan demikian, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) harus diperpanjang di rumah.

Hal ini tentu berimbas terhadap perekonomian Indonesia yang melandai lebih dalam lagi sampai tahun 2021.

“Apakah itu yang kita pilih ? nunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok. Berpikirlah saudaraku setanah air,” gugah Siti.

Dia kembali mengingatkan pendapat lain dari seorang ahli Dr. Nabarro yang tidak ada pretensi dalam bisnis vaksin mengatakan pendapat yang jujur seperti diatas, hidup berdamai dengan corona , tapi tetap waspada.

Menurut Siti, Indonesia merupakan bangsa yang kaya sinar matahari, dan corona takut sinar matahari. Masyarakat makan empon-empon sejak lahir, dan corona tidak suka empon-empon.

Rakyat ini disuntik vaksin BCG ketika masih kecil. Ada penelitian dimana negara yang melaksanakan imunisasi BCG sejak lama, korban corona hanya 1/6 di banding dengan negara yang tidak pernah vaksinasi BCG

“Maka tidak ada alasan kita menunggu lebih lama lagi. Kalau ekonomi menggeliat kita akan cepat hidup seperti dulu bahkan harus lebih baik dari dulu,” tegasnya.

 

KEYWORD :

Siti Fadilah Supari Covid-19 vaksin Bill Gates




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :