Sabtu, 20/04/2024 19:38 WIB

India Surati TikTok dan Facebook Blokir Pengguna Sebar Hoaks Corona

Seorang pengguna TikTok mengatakan tidak takut virus corona karena seorang Muslim. Karena dia pengikut Nabi Muhammad, maka hanya takut kepada Allah.

Aplikasi TikTok (Foto: The Sun)

New Delhi, Jurnas.com - Pemerintah India sudah menyampaikan kepada Facebook dan aplikasi video TikTok untuk memblokir pengguna yang ditemukan menyebarkan informasi yang keliru tentang virus corona.

Permintaan itu menyusul laporan dari perusahaan analitik digital yang berbasis di Delhi Voyager Infosec yang mengidentifikasi pola disinformasi video di media sosial yang tampaknya ditujukan untuk mengompori umat Muslim.

Beberapa video yang beredar media sosial "tampaknya Muslim", menggunakan keyakinan beragama untuk membenarkan melawan protokol kesehatan virus corona yang disarangkan pemerintah.

Misalnya, dalam satu video yang ditinjau Reuters pada Selasa (7/4), seorang pengguna TikTok mengatakan tidak takut virus corona karena seorang Muslim. Karena dia pengikut Nabi Muhammad, maka hanya takut kepada Allah.

Di tempat lain, seorang pria muda membuang masker wajah, jenis yang biasa digunakan selama wabah koronavirus untuk mengenakan topi tengkorak Muslim, dan membuat gerakan berdoa.

Kekhawatiran tentang konten tersebut memaksa Kementerian TI India untuk menyurati TikTok dan Facebook pada 5 April. Dalam surat itu, India meminta perusahaan untuk menghapus pengguna yang menyebarkan informasi yang salah dan menyimpan.

"Anda perlu memastikan bahwa pesan jahat seperti itu tidak menyebar," bunyi surat kementerian TI itu, seperti yang dilihat Reuters.

"(Pesan semacam itu) berpotensi menimbulkan kepanikan ... ini secara efektif melemahkan upaya habis-habisan yang dilakukan oleh pemerintah India dalam mengandung virus corona," tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan, TikTok mengatakan pihaknya secara aktif bekerja dengan pemerintah melawan informasi yang salah, sementara secara proaktif bekerja untuk meningkatkan informasi yang kredibel terkait dengan COVID-19 pada platformnya.

Sementara itu, Facebook mengatakan sudah mengambil langkah agresif untuk menghentikan kesalahan informasi dan konten berbahaya agar tidak menyebar di platformnya.

Fecebook mengatakan akan menghapus informasi yang salah tentang COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus, yang dapat berkontribusi pada kerusakan fisik yang akan terjadi.

Infodemik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, krisis virus corona infodemik informasi yang salah. Secara global, platform seperti Facebook sudah merespons dengan melarang pengguna memposting informasi yang menyesatkan tentang virus corona.

India telah melaporkan 4.421 kasus virus corona dan 115 kematian, dan dikurung secara nasional. Pemerintah telah menerbitkan unggahan Twitter yang memperingatkan orang-orang terhadap informasi yang salah dan menyangkal berita palsu.

Negara bagian Uttar Pradesh di India utara juga mengatakan, sel mayanya sedang meninjau setidaknya satu Facebook dan enam video TikTok yang menyebarkan informasi salah soal virus corona. Namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

"Kami pasti akan mengambil tindakan. Kami juga mengirimkan rincian kepada pemerintah India dari akhir kami," kata seorang pejabat senior negara, Avanish Kumar Awasthi, kepada wartawan. (Arab News)

KEYWORD :

Pemerintah India Pengguna TikTok Pengguna Facebook Media Sosial Virus Corona




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :