Kamis, 18/04/2024 22:09 WIB

Pertama Kalinya, Arab Saudi Pompa 12 Juta Barel Minyak

Arab Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi karena perang harga minyak mengguncang industri energi global setelah berakhirnya perjanjian pasokan dengan anggota OPEC lainnya.

Kilang minyak Arab Saudi, Aramco (Foto: Memo)

Riyadh, Jurnas.com - Pemerintah Arab Saudi memompa lebih dari 12 juta barel minyak untuk pertama kalinya dalam sejarahnya. Peningkatan pasokan itu terjadi setelah OPEC Plus gagal mencapai kesepakatan untuk membatasi pasokan. 

Arab Saudi berjanji untuk meningkatkan produksi karena perang harga minyak mengguncang industri energi global setelah berakhirnya perjanjian pasokan dengan anggota OPEC lainnya.

Aramco dan Kementerian Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi mengatakan, produksi minyak mentah pada hari pertama April lebih dari 12 juta barel. Beberapa laporan menyebutkannya sebesar 12,3 juta.

Aramco berjanji untuk meningkatkan kapasitas maksimum yang berkelanjutan (MSC) menjadi 12,3 juta dalam beberapa bulan mendatang. Level ini dianggap sebagai ukuran efisiensi operasionalnya dan tekad Kerajaan memenangkan pertempuran untuk pangsa pasar.

Perusahaan ini merilis sebuah video pendek yang menunjukkan tanker minyak sarat berlayar jauh dari pelabuhan Arab Saudi. Dikatakan telah memuat 18,8 juta barel ke 15 kapal tanker, yang akan memakan waktu sekitar tiga hari.

Strategi perusahaan minyak terbesar di dunia untuk meningkatkan produksi dalam jumlah besar dan diskon yang signifikan bagi pelanggan  telah mengubah industri minyak.

Harga minyak mentah anjlok karena permintaan energi terpukul virus corona. Beberapa produsen, terutama Amerika Serikat (AS) di mana biaya ekstraksi tinggi, menghadapi bencana keuangan.

"Jika Arab Saudi mempertahankan ini, itu akan menjadi demonstrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari MSC mereka," kata kepala eksekutif konsultasi energi Qamar, Robin Mills. 

"Dengan asumsi bahwa itu adalah produksi, dan tidak hanya mengurangi penyimpanan, itu adalah peningkatan cepat yang mengesankan," sambungnya.

Mills juga mencatat bahwa produksi minyak Arab Saudi sama sekali tidak terpengaruh oleh serangan teroris September lalu di fasilitas Aramco di Abqaiq dan Khurais.

Meskipun minyak membanjiri pasar global, harga patokan minyak mentah global Brent naik sekitar 10% menuju USD25 per barel setelah Presiden AS, Donald Trump mengatakan, harganya terlalu rendah, dan menawarkan pembicaraan dengan Arab Saudi dan Rusia tentang kekenyangan minyak global.

Saham Saudi Aramco membuahkan hasil positif untuk hari ketiga berturut-turut, naik 1,5% menjadi SR30,6. (Arab News)

KEYWORD :

Arab Saudi Pompa Minyak Timur Tengah Anggota OPEC




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :