Sabtu, 20/04/2024 07:42 WIB

Indef Minta Pemerintah Jangan Nambah Utang

Tantangan ekonomi Indonesia tahun 2017 dinilai masih berat. Kondisi ini harus dijawab dengan kreativitas, bukan menambah hutang.

Jakarta - Tantangan ekonomi Indonesia tahun 2017 dinilai masih berat. Kondisi ini harus dijawab dengan kreativitas, bukan menambah hutang.

Pendapat ini disampaikan ekonom Indef, Ahmad Heri Firdaus. Ia menyebut postur RAPBN 2017 sangat sempit sehingga ruang melakukan ekspansi juga terbatas. Pemerintah pun dituntut berhemat dan lebih kreativitas mengambil kebijakan.

"Penerimaan negara sedang berat, maka langkah pemerintah mestinya lebih banyak berhemat dan kreatif. Jangan menambah utang baru," ujarnya dalam siaran tertulis yang diterima jurnas.com, Minggu (21/8).

Ahmad juga meminta agar pemerintah mengurangi anggaran-anggaran yang tidak prioritas tahun depan. Apalagi anggaran yang dihemat itu tidak berdampak terhadap laju pertumbuhan perekonomian nasional.

"Berhemat itu bisa menjadi pilihan, setidaknya untuk membangun pondasi fiskal yang sehat, realistis, dan rasional," imbuhnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya melayangkan Nota Keuangan ke DPR yang berisi RAPBN 2017. Tercantum dalam RAPBN target pendapatan negara sebanyak Rp 1.737,6 triliun.

Target pendapatan ini masing-masing bersumber dari penerimaan perpajakan Rp1.495,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp240,4 triliun. Adapun target defisit sebesar Rp332,8 triliun atau 2,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara untuk belanja negara dalam dialokasikan sebesar Rp2.070,5 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.310,4 triliun, dan alokasi transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp760 triliun.

KEYWORD :

INDEF RAPBN 2017 Hutang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :