Rabu, 24/04/2024 06:52 WIB

Cegah Alih Fungsi Lahan, Pejabat Daerah Diminta Terapkan LP2B

Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, tidak ada yang akan diizinkan untuk masuk atau keluar dari Qatif dan pekerjaan di semua sektor publik dan swasta di wilayah tersebut telah ditangguhkan dengan pengecualian lembaga yang menyediakan layanan yang diperlukan.

Sawah dengan irigasi yang bagus (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia, Imam Santoso meminta pemerintah daerah menerapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk mencega alih fungsi lahan.

Menurut Imam, langkah tersebut merupakan langkah strategis karena kebutuhan lahan di luar pertanian masih cukup tinggi. Apalagi, berbagai kepentingan jangka pendek perlahan tapi pasti akan menggerus lahan pertanian produktif.

"Karena itu, penerapan LP2B ini dibutuhkan sinergitas yang baik dari semua pihak agar mampu mendorong pertanian memiliki nilai ekonomis dan prospektif, sehingga ke depan dapat menahan laju alih fungsi lahan," ujar Imam, Senin (9/3).

Di samping itu, kata Imam, sosialisasi UU 41 perlu diikuti dengan insentif para petani dan pengusaha yang didukung pemerintah. Sinergitas ini penting dilakukan untuk memastikan, usaha pertanian tetap prospektif dan kompetitif dibandingkan usaha lainnya.

"Saya sangat yakin bahwa pertanian pada saat ini tetap memegang peranan strategis dalam pembangunan berskala nasional. Meski tantangan yang ada cukup kompleks, namun konsep dan program yang ditawarkan Kementan sudah sangat bagus," katanya.

Walau demikian, sektor pertanian memiliki tantangan besar, terutama pada minimnya generasi muda yang mau terjun langsung ke lapangan. Tapi, persoalan ini perlahan tapi pasti mampu dijawab dengan program Pertanian Masuk Sekolah (PMS).

"Disisi lain kementan juga sukses menerapkan teknologi yang berbasis artificial intelligent. Saya kira ini adalah salah satu solusi tepat untuk menarik minat anak muda terjun ke dunia pertanian," kata Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang tersebut. 

Imam menambahkan, Kementan juga sudah cukup baik dalam menghadirkan kebutuhan data Agriculture War Room (AWR) dan kelembagaan Kostratani. Keduanya merupakan terobosan yang sangat bagus untuk meyakinkan implementasi pertanian berbasis teknologi berjalan dengan baik.

"Melalui langkah itu, diharapkan pertanian kita maju, mandiri dan modern. Tentu melalui program yang digagas pak Mentan Syahrul, sektor pertanian akan semakin berkontribusi bagi pembangunan nasional dan petani Indonesia makin sejahtera," katanya.

KEYWORD :

Teknologi Pertanian Indonesia Imam Santoso Alih Fungsi Lahan Pertanian Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :