Rabu, 24/04/2024 21:51 WIB

Penjualan Starbucks di China Diprediksi Anjlok 50 Persen

Starbucks memperkirakan penjualan kuartal kedua di China akan anjlok hingga 50 persen, menyusul wabah virus corona baru (Covid-19)

Ilustrasi Starbucks (Foto: Google)

New York, Jurnas.com - Perusahaan minuman, Starbucks memperkirakan penjualan kuartal kedua di China akan anjlok hingga 50 persen, menyusul wabah virus corona baru (Covid-19) di negara Tirai Bambu.

Pada Februari lalu, penjualan di sejumlah toko yang masih dibuka turun 78 persen dari tahun sebelumnya karena penutupan toko sementara, pengurangan jam operasi, dan penurunan tajam dalam lalu lintas pelanggan.

Demikian disampaikan oleh CEO Starbucks Kevin Johnson dan CFO Patrick Grismer, dalam sebuah surat kepada para pemangku kepentingan, pada Jumat (6/3).

Sebelum wabah, perusahaan memperkirakan penjualan di toko-toko yang dibuka selama 13 bulan akan naik tiga persen.

Namun sekarang, perusahaan itu meramalkan penurunan 50 persen, dan kerugian antara US$400-US$430 juta untuk pendapatannya di negara ini dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya.

Dikutip dari Channel News Asia, sekitar 80 persen outlet kopi Starbucks China tutup sementara pada Februari lalu, di tengah kekhawatiran wabah virus corona.

Namun sejak itu, franchise kopi asal Amerika Serikat itu telah membuka kembali sebagian besar tokonya. Setidaknya sekarang lebih dari 90 persen toko Starbucks di China sudah dibuka, kendati belum menerapkan jam normal.

Toko-toko yang terbuka masih mengurangi jam kerja dan membatasi tempat duduk untuk menjaga jarak satu sama lain. Beberapa kafe hanya menawarkan pengiriman.

Perusahaan mengharapkan 95% toko akan dibuka pada akhir kuartal kedua, tetapi dengan jenis layanan terbatas.

KEYWORD :

Virus Korona China Starbucks




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :