Rabu, 17/04/2024 00:47 WIB

Jumlah Pasukan AS Geger Otak Kian Meningkat di Irak

Sebanyak 45 anggota militer Amerika Serikat telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis yang berasal dari serangan rudal Iran

Pada 26 Juli 1948, Presiden Harry S. Truman memerintahkan desegregasi militer AS.

Jakarta, Jakarta - Sebanyak 45 anggota militer Amerika Serikat telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis yang berasal dari serangan rudal Iran 8 Januari di Pangkalan Udara al Asad di Irak.

Dilaporkan stripes, hingga Senin (10/02) waktu setempat, 109 tentara AS telah didiagnosis dengan kasus TBI ringan.

Pentagon mengatakan 76 anggota layanan telah kembali bertugas, 75 di antaranya dirawat di Irak. Satu diangkut ke Jerman tetapi juga telah kembali bertugas di Irak.

Ada 27 anggota layanan yang telah diangkut ke Jerman untuk evaluasi dan perawatan, enam lebih banyak dari laporan sebelumnya. Dari pasukan itu, 21 anggota layanan dikirim ke Amerika Serikat dan lima di Jerman masih dievaluasi.

Jumlah pasukan yang terluka terus bertambah dalam minggu-minggu setelah serangan karena sifat cedera otak traumatis, di mana gejala dapat bermanifestasi atau memburuk selama beberapa hari dan minggu.

Pernyataan Pentagon pada hari Senin mengatakan angka-angka masih dapat berubah dan pengumuman hanyalah updating sementara waktu.

"Departemen Pertahanan gigih dalam upayanya untuk memberikan program dan layanan yang dimaksudkan untuk menghasilkan hasil terbaik bagi anggota layanan kami," Alyssa Farah, sekretaris pers Pentagon, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiapkan.

“Kami berterima kasih atas upaya para profesional medis kami yang telah bekerja dengan rajin untuk memastikan tingkat perawatan yang sesuai untuk anggota layanan kami, yang telah memungkinkan hampir 70 persen dari mereka yang didiagnosis untuk kembali bertugas. Kita harus terus membahas kesehatan fisik dan mental bersama."

Serangan bulan lalu terjadi setelah pembunuhan AS atas Jenderal Qassem Soleimani pada 3 Januari dalam serangan pesawat tak berawak. Soleimani, komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, bertanggung jawab atas kematian anggota layanan Amerika di Irak dan di seluruh Timur Tengah.

Juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan pada 3 Februari bahwa dinas militer individu menentukan kriteria apakah akan merekomendasikan seseorang untuk medali Purple Heart, yang diberikan kepada pasukan yang terluka oleh musuh.

KEYWORD :

Serangan Iran Pasukan AS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :