Kamis, 25/04/2024 12:58 WIB

Iran Tegaskan akan Terus Lanjut Program Nuklirnya

Sanksi itu disebut masih kelanjutan dari upaya Paman Sam untuk menekan Teheran setelah Presiden AS, Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral Iran 2015 pada Mei 2018.

Bendera kebangsaan Iran (Foto: AFP)

Teheran, Jurnas.com -  Pemerintah Iran mengecam sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi. Negeri Para Mullah mengatakan, Paman Sam tidak akan menghalangi kegiatan nuklir damai negara itu.

"Mengesahkan tokoh ilmiah dan politik terkemuka ini, yang hanya dibuat putus asa, tidak akan berpengaruh pada pengembangan program nuklir damai Republik Islam Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, Jumat (31/1).

"Ini bukan pertama kalinya dia ditempatkan dalam daftar sanksi ilegal dan sepihak, sama seperti ini bukan pertama kalinya bahwa para ilmuwan nuklir kita menjadi target permusuhan AS dan rezim Zionis," sambungnya.

Pernyataan itu muncul sehari setelah Departemen Keuangan Gedung Putih, mengumumkan sanksi yang menyasar AEOI dan pejabatnya pada Kamis (30/1).

Departemen Keuangan mengeluarkan keringanan terhadap sanksi yang melarang perusahaan-perusahaan non-AS melanjutkan kerja sama pada proyek tertentu yang terkait dengan AEOI seperti reaktor air berat di Arak, fasilitas pengayaan Fordow, pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr dan reaktor riset Teheran.

Sanksi itu disebut masih kelanjutan dari upaya Paman Sam untuk menekan Teheran setelah Presiden AS, Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral Iran 2015 pada Mei 2018.

Mousavi mengatakan, sanksi baru yang menargetkan Iran, di antara langkah-langkah bermusuhan Washington lainnya terhadap negara itu, ditujukan untuk mengalihkan opini publik dari kebijakan Trump yang gagal dan proses pemakzulan yang sedang berlangsung.

"Para pejabat AS tampaknya telah menempatkan gerakan kasar dan absurd dalam agenda menentang negara Iran untuk mengalihkan opini publik dari perkembangan domestik yang berasal dari pemakzulan Trump dan kegagalan awal dari apa yang disebut kesepakatan abad ini," ungkapnya.

"Sanksi tersebut adalah bagian dari kampanye tekanan maksimum  administrasi Trump, yang Teheran anggap sebagai bentuk terorisme ekonomi," sambungnya.

Mousavi mengatakan otoritas AS tampaknya tidak menyadari bahwa kebijakan tekanan maksimumnya sudah mencapai jalan buntu dan dorongan kuat Iran menuju kemerdekaan dan swasembada tidak akan berhenti dengan kebijakan bodoh tersebut.

Sementara itu, Juru bicara AEOI, Behrouz Kamalvandi juga menolak sanksi itu sebagai permainan politik yang diberlakukan karena putus asa dan tidak memiliki nilai.

"Program nuklir Iran akan terus berlanjut meskipun ada sanksi," katanya.

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat Program Nuklir Iran Donald Trump Organisasi Energ Ali Akbar Salehi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :