Kamis, 25/04/2024 20:02 WIB

Pentagon: Jumlah Cedera Otak Pasukan AS Bertambah Jadi 64 Orang

Presiden AS, Donald Trump pada awalnya mengklaim tidak ada pasukan AS yang terluka dalam serangan itu.

Pasukan Amerika Serikat (AS) saat melakukan mengevakuasi kawannya yang terkena serangan (Foto: Press TV)

Washington, Jurnas.com - Korban serangan rudal pembalasan Iran di Irak awal bulan ini terus meningkat. Pentagon mengatakan, 64 militer menderita cedera otak traumatis.

Kepala Pentagon Mark Esper dan ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal AS, Mark Milley mengatakan, militer menangani jenis cedera ini dengan sangat serius setelah menuai kritikan bahwa pihak berwenang berusaha menyembunyikan masalah tersebut.

"Jumlahnya terus bertambah," tambah Milley, menjelaskan bahwa perlu waktu untuk mendiagnosis dan menyaring tentara yang ada di daerah itu pada saat serangan.

The New York Times mengutip pernyataan Pentagon, menyebutkan jumlah total tentara yang terluka adalah 68 orang. Delapan tentara saat ini sedang dirawat di AS, 21 di Landstuhl, Jerman dan 39 tentara lainnya yang terluka sudah kembali ke operasi militer di Irak.

Laporan terbaru menunjukkan terjadi meningkatkan jumlah tentara AS yang terluka setelah serangan rudal 8 Januari Iran dalam menanggapi pembunuhan Washington terhadap komandan anti teror utama Jenderal Qassem Soleimani pada 3 Januari.

Presiden AS, Donald Trump pada awalnya mengklaim tidak ada pasukan AS yang terluka dalam serangan itu. "Kami tidak menderita korban, semua prajurit kami selamat, dan hanya kerusakan minimal yang terjadi di pangkalan militer kami," kata Trump sehari setelah serangan rudal.

Namun seminggu kemudian, militer AS mengatakan 11 orang terluka dalam serangan tersebut.

Pada Jumat (24/1), Pentagon mengatakan bahwa 34 tentaranya telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis. Kemudian pada Selasa (28/1) bertambah lagi menjadi 16 orang.

Trump, bagaimanapun, berusaha untuk mengecilkan laporan tersebut dengan mengatakan hanya mendengar mereka sakit kepala. "Saya tidak menganggap mereka cedera yang sangat serius dibandingkan dengan cedera lain yang saya lihat," katanya.

Komentar itu menuai kecaman dari Veteran Perang Asing (VFW), organisasi veteran utama Amerika tertua yang menuntut Trump untuk meminta maaf atas ucapannya.

"Cedera otak traumatis (TBI) adalah cedera serius dan tidak bisa dianggap enteng. TBI diketahui menyebabkan depresi, kehilangan ingatan, sakit kepala parah, pusing dan kelelahan - semua cedera yang datang dengan efek jangka pendek dan jangka panjang," kata komandan nasional VFW William Schmitz.

Berbicara pada Kamis (30/1), Esper berusaha membela Trump. "Dia sangat peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan semua anggota layanan kami, khususnya mereka yang terlibat dalam operasi kami di Irak," katanya.

KEYWORD :

Cedera Otak Qassem Soleimani Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :