Jum'at, 26/04/2024 05:46 WIB

Menlu Zarif: Arab Saudi Tidak Bisa Disebut Negara Normal

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir yang mengatakan kepada CNBC, pemulihan hubungan dengan Iran akan dimungkinkan, jika Iran kembali ke keadaan normal.

Menteri Luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengecam pejabat senior Kementerian Luar Negeri Arab Saudi. Ia geram karena Negeri Petro Dolar itu meminta Negeri Para Mullah kembali menjadi negara normal.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir yang mengatakan kepada CNBC, pemulihan hubungan dengan Iran akan dimungkinkan, jika Iran kembali ke keadaan normal.

Berbicara di panel World Economic Forum di Davos, Swiss, Jubeir menuduh Iran mencampuri urusan dalam negeri Irak dan mengatakan, "Orang Iran harus menunjukkan itikad baik, Iran harus mengubah perilaku dan kebijakan mereka."

Di akun Twitternya, Zarif mengatakan, Arab Saudi tidak bisa disebut sebagai negara normal ketika negara itu menyebabkan krisis kemanusiaan di Yaman dan membunuh jurnalis pembangkalnya Jamal Khashoggi di dalam konsulat kerajaan di Turki.

"Negara `normal` tidak mengoperasikan penjagalan yang menyamar sebagai konsulat. `Negara normal` tidak menyerang tetangga mereka yang menyebabkan krisis kemanusiaan, dan menolak untuk berbicara," katanya.

Namun, diplomat tinggi Iran itu mengatakan Teheran siap untuk melakukan pembicaraan tanpa prasyarat. "Meskipun demikian, KAMI tidak menetapkan prasyarat untuk dialog," katanya.

Khashoggi, mantan penasihat pengadilan kerajaan Saudi yang kemudian menjadi kritikus Putra Mahkota Mohammad bin Salman, dibunuh saat mendatangi konsulat Riyadh di Istanbul pada 2 Oktober 2018, dan tubuhnya dipenggal oleh pasukan pembunuh Saudi.

Pada awalnya Arab Saudi mengklaim Khashoggi meninggalkan konsulat pada hari itu, tetapi Riyadh kemudian mengatakan, setelah penyelidikan menyeluruh terhadap kasus tersebut, Khashoggi dibunuh kelompok nakal dan tidak diperintah perintah langsung dari putra mahkota, yang dipandang sebagai penguasa de facto kerajaan Arab.

The Washington Post melaporkan pada November 2018, CIA sudah menyimpulkan, Salman memerintahkan pembunuhan tersebut. Tim investigasi yang dipimpin PBB juga mengamini laporan tersebut.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya meluncurkan kampanye yang menghancurkan terhadap Yaman pada Maret 2015.

Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di AS (ACLED), organisasi penelitian konflik nirlaba, memperkirakan bahwa perang sudah merenggut lebih dari 100.000 nyawa selama empat setengah tahun terakhir.

KEYWORD :

Arab Saudi Adel al-Jubeir Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif Mohammad bin Salman Jamal Kh




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :