Rabu, 17/04/2024 00:42 WIB

Presiden Erdogan akan Beri Pelajaran Pemberontak Libya

Kementerian Luar Negeri Rusia mengkonfirmasi bahwa Haftar meninggalkan perundingan tanpa menandatangani rancangan kesepakatan yang telah ditandatangani Sarraj.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pidatonya dalam pertemuan Majelis Umum PBB ke 72 di New York, Selasa 24 September 2019 (Foto: AFP)

Ankara, Jurnas.com - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan memberi pelajaran kepada pemberontak Libya, Khalifa Haftar, jika melanjutkan tindakan ofensifnya terhadap pemerintah Libya yang diakui internasional.

Gertakan Erdogan disampaikan pada pertemuan partainya di Ankara Selasa (14/1). Ia menyebut kepala pasukan pemberontak di Libya sebagai putschist alias pasukan kudeta.

"Kami tidak akan ragu-ragu untuk mengajarkan pelajaran yang pantas kepada sang putschist Haftar, jika masih melanjutkan serangannya terhadap pemerintah negara itu yang sah dan saudara-saudara kita di Libya," kata Erdogan.

"Meskipun demikian, kami menemukan pembicaraan di Moskow positif karena mereka menunjukkan wajah sebenarnya dari putschist Haftar ke masyarakat internasional," sambungnya.

Perdana Menteri Libya, Fayez al-Sarraj dan Haftar mengadakan sekitar delapan jam perundingan tidak langsung yang ditengahi Moskow dan Ankara di ibukota Rusia pada Senin (13/1).

Sehari sesudahnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengkonfirmasi bahwa Haftar meninggalkan perundingan tanpa menandatangani rancangan kesepakatan yang telah ditandatangani Sarraj.

Draf kesepakatan itu bertujuan untuk mengakhiri pertempuran sembilan bulan antara pemerintah dan kelompok-kelompok milisi di bawah komando Haftar.

Gencatan senjata yang goyah mulai berlaku pada Minggu (12/1); namun, kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran setelah pertempuran terus berlanjut di sekitar Tripoli.

Sejak 2014, Libya dibagi antara dua kubu saingan: pemerintah di Tripoli, dan sebuah kamp yang berbasis di kota Tobruk di timur.

Haftar, yang didukung Mesir, Rusia, Uni Emirat Arab dan Yordania, adalah komandan memproklamirkan diri dari berbagai kelompok milisi yang tampaknya mendukung kamp timur. Ia melancarkan serangan untuk mengamankan Tripoli dan menggulingkan pemerintah pada April.

Pasukannya mengalami kegagalan di dekat ibu kota, namun berjanji akan terus melanjutkan tindakan ofensifnya.

Pemerintah Libya meminta bantuan dari sekutu Turki, yang telah mengerahkan pasukan ke Libya bahkan ketika terlibat dalam upaya perdamaian dengan Rusia.

KEYWORD :

Recep Tayyip Erdogan Pemberontak Libya Khalifa Haftar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :