Rabu, 24/04/2024 19:24 WIB

Suhu Lautan Terpanas Terjadi pada 2019

Pada 2019, laporan mengungkapkan bahwa suhu lautan dunia lebih hangat dibandingkan sebelulmnya sepanjang sejarah manusia.

Ilustrasi lautan (foto: CGTN)

Beijing, Jurnas.com - Pada 2019, laporan mengungkapkan bahwa suhu lautan dunia lebih hangat dibandingkan sebelulmnya sepanjang sejarah manusia.

Dikutip dari Press Association, dalam laporan berjudul Rekor Kehangatan Lautan Berlanjut pada tahun 2019 itu, 2019 memecahkan rekor suhu terpanas selama 10 tahun terakhir. Suhu laut tahun lalu sekitar 0,075 derajat Celcius di atas rata-rata 1981-2010.

Penulis utama Lijing Cheng mengatakan untuk mencapai suhu ini, lautan akan mengambil 228 joule sextillion panas, atau 228 diikuti oleh 21 nol.

"Jumlah panas yang kita letakkan di lautan dunia dalam 25 tahun terakhir sama dengan 3,6 miliar ledakan bom atom Hiroshima," kata Cheng.

"Pemanasan lautan yang diukur ini tidak dapat disangkal dan merupakan bukti lebih lanjut dari pemanasan global. Tidak ada alternatif yang masuk akal selain dari emisi gas penjebak panas manusia untuk menjelaskan pemanasan ini," imbuh dia.

Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan iklim dan lautan dari seluruh dunia dan diterbitkan dalam jurnal Advances in Atmospheric Sciences, menemukan bahwa pemanasan itu didistribusikan ke seluruh lautan dunia, namun Samudra Atlantik dan Samudra Selatan menyerap sebagian besar panas.

Juga ditemukan bahwa laju pemanasan selama periode 1987 hingga 2019 adalah empat setengah kali lipat yang tercatat antara 1955 hingga 1986, yang mencerminkan peningkatan besar dalam laju perubahan iklim global.

"Sangat penting untuk memahami seberapa cepat hal-hal berubah," terang dia.

"Kunci untuk menjawab pertanyaan ini ada di lautan, di situlah sebagian besar panas berakhir."

"Jika Anda ingin memahami pemanasan global, Anda harus mengukur pemanasan laut."

Temperatur laut yang lebih hangat menyebabkan peningkatan penguapan, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap peristiwa cuaca yang lebih ekstrem di seluruh dunia, seperti banjir, angin topan dan kebakaran hutan.

"Pemanasan global telah menyebabkan peningkatan kebakaran besar di Amazon, California, dan Australia pada 2019, dan kami melihat itu berlanjut hingga tahun 2020," ujar Cheng.

Para peneliti memperingatkan bahwa tren pemanasan lautan sangat parah, sehingga akan bertahan dalam waktu dekat bahkan jika komunitas global memenuhi target Perjanjian Paris.

"Namun semakin kita mengurangi gas rumah kaca, semakin sedikit lautan akan menghangat," tambah Cheng.

"Mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang dan mentransfer ke masyarakat energi bersih masih merupakan jalan utama ke depan," tandas dia.

KEYWORD :

Suhu Terpanas Pemanasan Global Lautan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :