Jum'at, 19/04/2024 17:42 WIB

Pesawat Boeing 737 Jatuh di Iran, Tewaskan 176 Jiwa

Kecelakaan itu terjadi beberapa hari sebelum David L. Calhoun akan mengambil alih sebagai CEO dan presiden perusahaan

Pesawat Ukraina International Boeing 737-800 yang mengangkut 176 orang jatuh di dekat Bandara Imam Khomeini di Teheran, menewaskan semua orang di dalamnya. Foto oleh Abedin Taherkenareh / EPA-EFE

Jakarta, Jurnas.com - Pesawat Boeing 737 jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran pada Rabu, menewaskan semua 176 orang di dalamnya.

Press TV Iran melaporkan bahwa penerbangan Ukraina International Airlines turun beberapa menit setelah berangkat ke ibukota Ukraina Kyiv dengan 167 penumpang dan sembilan awak, kemudian jatuh di dekat Parand, sekitar 37 mil barat daya dari ibukota Teheran.

Pirhossein Koulivand, kepala Layanan Medis Darurat Iran, mengatakan tidak ada yang selamat. "Sayangnya, semua penumpang meninggal," katanya dilansir UPI.

Di antara yang tewas adalah 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina termasuk sembilan anggota awak, 10 Swedia, empat warga Afghanistan dan tiga warga Inggris, kata Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko dalam sebuah tweet.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah posting di Facebook bahwa ia akan kembali dari perjalanan ke Oman dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman korban.

Ali Khashani, seorang pejabat senior di Bandara Internasional Imam Khomeini, mengatakan kecelakaan itu kemungkinan akibat masalah teknis, sebuah kesimpulan yang Kedutaan Besar Ukraina di Teheran menegaskan kembali dalam sebuah pernyataan yang mengesampingkan kemungkinan itu adalah hasil dari serangan.

"Menurut informasi awal dari pihak Iran, pesawat itu jatuh karena kerusakan mesin," kata kedutaan di halaman Facebook-nya.

"Versi serangan teroris atau serangan roket saat ini dikecualikan," tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Ukraina Oleksiy Honcharuk mengatakan kantor pusat operasional telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu dan konsulatnya di Iran bekerja di lokasi.

Boeing, pabrikan Amerika yang diperangi pesawat itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengetahui kecelakaan itu dan "mengumpulkan lebih banyak informasi."

Kecelakaan itu terjadi beberapa hari sebelum David L. Calhoun akan mengambil alih sebagai CEO dan presiden perusahaan pada hari Senin setelah Dennis Muilenburg mengundurkan diri di tengah perombakan kepemimpinan setelah dua kecelakaan fatal.

Boeing telah menderita kerugian finansial yang signifikan dan kerusakan reputasinya sejak dua pesawat 737 Max 8 jatuh dalam rentang waktu lima bulan tahun lalu, menewaskan total 346 orang.

KEYWORD :

Pesawat Boeing Kota Teheran Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :