Sabtu, 20/04/2024 06:44 WIB

Militer Myanmar Cegat 173 Warga Rohingya di Laut

Tentara Angkatan Laut Myanmar menahan 173 warga etnis Rohingya di atas kapal di lepas pantai selatan pada akhir pekan lalu.

Kelangkaan makanan membuat pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp sulit melaksanakan puasa Ramadan seperti yang mereka lakukan sediakal. (Foto: Reuters)

Yangon, Jurnas.com - Tentara Angkatan Laut Myanmar menahan 173 warga etnis Rohingya di atas kapal di lepas pantai selatan pada akhir pekan lalu.

Dikutip dari Reuters, sekelompok etnis Rohingya yang ditangkap termasuk 22 anak-anak, menurut keterangan juru bicara militer Tun Tun Nyi pada Selasa (17/12).

"Angkatan laut kami menemukan mereka di kapal yang mencurigakan di laut. Polisi akan melanjutkan sesuai dengan hukum," ujar Tun Nyi.

Seperti diketahui, lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh pada 2017, untuk kabur dari perlakuan keras pimpinan militer yang menurut para penyelidik PBB dilakukan dengan niat genosida, termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan.

Sekitar 600.000 etnis Rohingya tetap di Myanmar yang sebagian besar di antaranya beragama Buddha. Mereka tinggal di kamp-kamp dan desa-desa negara bagian Rakhine barat, dan tidak dapat melakukan perjalanan dengan bebas, atau mengakses layanan kesehatan dan pendidikan.

Selama bertahun-tahun, Rohingya di kedua sisi perbatasan telah menaiki kapal yang diselenggarakan oleh penyelundup di bulan-bulan kering antara November dan Maret, ketika laut tenang.

Perjalanan berbahaya ke Thailand dan Malaysia, sering dilakukan di kapal yang penuh sesak dan reyot, dan telah menelan banyak korban jiwa.

Eksodus memuncak pada 2015 ketika sekitar 25.000 orang menyeberangi Laut Andaman, banyak yang tenggelam dalam perahu yang tidak aman dan kelebihan muatan. Tapi penyelundupan terus berlanjut.

Myat Thu, asisten direktur kantor administrasi kotapraja Kawthaung, mengatakan belum jelas apakah kelompok yang ditangkap pada akhir pekan lalu berlayar dari Myanmar atau Bangladesh.

"Sekarang kami menyimpannya di sebuah pulau di Kawthaung di laut, dengan penjaga keamanan," terang dia.

"Kami memastikan bahwa semua hak asasi mereka dilindungi," lanjut dia.

Pejabat penjaga pantai Bangladesh Saiful Islam mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak mengetahui adanya kapal yang meninggalkan kamp ke Myanmar.

"Jika kami memiliki informasi seperti itu, kami akan menghentikan mereka," ujar Saiful.

KEYWORD :

Etnis Rohingya Myanmar Rakhine




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :