Rabu, 24/04/2024 12:24 WIB

Iran Kecam Dewan Kerjasama Teluk Persia

Iran mendapat kecaman atas penanggulangan nuklirnya dari beberapa negara Teluk Persia, yang menginvestasikan semua yang mereka bisa untuk menyabotase kesepakatan nuklir. 

Dewan Keamanan Teluk Persia (Foto: AFP)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran menangecam pernyataan permusuhan yang dikeluarkan negara Arab Teluk Persia di akhir KTT ke-40 yang digelar di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.

Dalam pertemuan tersebut, Dewan Kerjasama Teluk Persia (GCC) menyerukan persatuan melawan Republik Islam, menyerukan aksi global yang menyasar program energi nuklir negara itu, dan membanta kedaulatan Iran atas tiga kelompok pulau di Selat Hormuz.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi mengatakan, sejumlah tuduhan GCC dalam pertemuan KTT itu hanya sia-sia dan terulang bahkan tidak menuntut tanggapan.

Karena itu, ia meminta GCC berbalik arah dan melakukan kerja sama alih-alih membuat komentar provokatif  yang tidak akan menghasilkan apa-apa selain mempertahankan tren yang merusak dan mengarahkan pada masa depan kawasan yang tak terduga.

"Sikap bermusuhan negara-negara pesisir hanya mewakili dukungan terang-terangan kampanye terorisme ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menargetkan negara Iran," kata Mousavi.

AS meluncurkan kampanye setelah pelantikan Donald Trump 2016 sebagai presiden untuk meningkatkan tekanannya pada Iran. Sejak itu, Washington meninggalkan perjanjian nuklir multi-lateral dengan Iran dan memberlakukan kembali sanksi terkait nuklir terhadap Teheran.

Washington juga bekerja sama secara erat dengan beberapa negara pesisir untuk meningkatkan ketegangan regional dan internasional terhadap Iran dengan menjelek-jelekkan Negeri Para Mullah dan kegiatannya.

Pernyataan GCC juga sarat akan kesalahan atas keputusan Iran Mei ini menaggapi penarikan AS dan pengenaan kembali sanksi-sanksi dengan mengurangi beberapa komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir.

Mousavi mengatakan, Iran mendapat kecaman atas penanggulangan nuklirnya dari beberapa negara Teluk Persia, yang menginvestasikan semua yang mereka bisa untuk menyabotase kesepakatan nuklir. 

Rakit klaim tak berdasar, kata Mousavi, membuat jalan mereka ke dalam komunike di bawah tekanan dari beberapa anggota dewan regional, yang telah menghabiskan semua upaya mereka untuk mencegah pengembangan kerja sama multilateral di wilayah tersebut.

"Pandangan picik tidak hanya mengarah pada penjarahan kekayaan wilayah itu, tetapi juga menciptakan atau membentengi pakaian teroris dan Takfiri dan membuka jalan bagi intervensi asing lebih lanjut di sana," kata Mousavi.

Mousavi mengutip kasus-kasus Suriah, Irak, dan Yaman, yang telah dibanjiri pakaian teror yang didukung asing, dan berada di bawah intervensi asing langsung atau tidak langsung.

"Namun, dengan memainkan permainan menyalahkan, negara-negara pesisir ini mencoba melarikan diri dari akibat tindakan mereka dan penuntutan di pengadilan internasional atas pelanggaran hak asasi manusia yang mencolok dan kejahatan perang," katanya.

KEYWORD :

Negara Teluk Negara Permusuhan Amerika Serikat Nuklir Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :