Sabtu, 20/04/2024 10:15 WIB

Sistem Rudal S-400 Rusia Mulai Beroperasi di Turki

Turki adalah negara anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara dari Rusia

sistem rudal pertahanan udara S-400 canggih di lokasi yang dirahasiakan di Rusia. (Foto oleh kantor berita Sputnik)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan, sistem rudal darat-ke-udara S-400 buatan Rusia akan beroperasi secara mandiri di Turki, Sabtu (23/11).

"Sistem Rusia akan menjalankan tugas tempur dalam mode sistem yang berdiri sendiri. Kami telah menyatakan sejak awal bahwa S-400 akan beroperasi secara otonom," kata kepala pertahanan Turki dilansir Tass.

Kepala Kementerian Pertahanan Turki menekankan bahwa S-400 adalah mekanisme yang sangat penting untuk memastikan pertahanan dan keamanan Turki.

Selain itu, Menteri pertahanan Turki kembali memperingatkan mitra Barat bahwa Ankara memiliki hak untuk mempelajari opsi-opsi alternatif, jika AS menolak untuk menyerahkan pesawat tempur F-35 generasi kelima ke Turki.

"Tentu saja, kita akan dipaksa untuk mencari opsi lain. Semua pihak harus memahami ini," tambah Akar.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada 19 November ia mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa Ankara tidak akan menyerahkan sistem S-400 buatan Rusia.

Rusia mengumumkan pada September 2017 bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan 2,5 miliar dolar dengan Turki untuk pengiriman sistem rudal anti-pesawat S-400 ke Ankara.

Berdasarkan kontrak, Ankara akan mendapatkan satu set resimen sistem rudal pertahanan udara S-400 (dua batalion). Kesepakatan itu juga mempertimbangkan transfer sebagian teknologi produksi ke pihak Turki.

Turki adalah negara anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara dari Rusia. Pengiriman sistem pertahanan udara S-400 ke Turki dimulai pada 12 Juli 2019.

Amerika Serikat dan NATO telah berupaya mencegah Turki membeli sistem rudal S-400 Rusia. Washington telah memperingatkan dalam banyak kesempatan bahwa mereka mungkin akan menjatuhkan sanksi pada Turki, jika Ankara maju terus dengan kesepakatan S-400.

Pada 17 Juli, sekretaris pers Gedung Putih AS mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa keputusan Turki untuk mengakuisisi sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia membuat partisipasi Ankara lebih lanjut dalam program F-35 AS tidak mungkin.

S-400 `Triumf` adalah sistem rudal pertahanan udara jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi di Rusia pada tahun 2007. S-400 dirancang untuk menghancurkan rudal balistik pesawat, jelajah dan balistik, termasuk rudal jarak menengah, dan juga dapat digunakan terhadap instalasi ground. S-400 dapat melibatkan target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km.

KEYWORD :

Rudal S-400 Turki Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :