Sabtu, 20/04/2024 01:08 WIB

AS Berusaha Dalangi Protes Kenaikan Bahan Bakar di Iran

Protes di Iran terjadi saat karena sebagian orang tidak diinformasikan dengan benar dan secara rinci keuntungan yang akan diterima dari kebijakan yang bertujuan membantu warga membutuhkan.

Demonstran membakar menentang kenaikan harga bensin di ibukota Teheran, pada 16 November 2019. (Foto: AFP)

Teheran, Jurnas.com  - Pengamat politik, Mostafa Khoshcheshm menuding Amerika Serikat (AS) terlibat dalam aksi unjuk yang berubah menjadi aksi kekerasan atas kenaikan harga bahan bakar bensin.

"Rencana penyesuaian ekonomi secara luas dihadapkan aksi protes dan ketidakpuasan publik di seluruh dunia," kata Khoshcheshm merujuk pada aksi demonstrasi terhadap langkah-langkah penghematan di Eropa dan gerakan Rompi Kuning di Prancis.

Khoshcheshm mengatakan, protes di Iran terjadi saat karena sebagian orang tidak diinformasikan dengan benar dan secara rinci keuntungan yang akan diterima dari kebijakan yang bertujuan membantu warga membutuhkan.

Ia menekankan bahwa warga Iran bebas untuk melakukan protes, merujuk pada pernyataan kepala staf Presiden Hassan Rouhani yang menekankan bahwa semua pejabat harus mendengarkan pandangan para pengunjuk rasa.

Khoshcheshm menyalahkan orang-orang yang terlatih dengan agenda kekerasan yang bertujuan memperburuk situasi di Negeri Para Mullah.

Mengacu pada tindakan sabotase yang menodai protes, ia mengutip sumber-sumber intelijen yang mengatakan, 90 persen dari demonstran menjauh dari para perusuh dan menolak bergabung dengan perusuh.

"Ada bukti yang tak terbantahkan bahwa sejumlah kecil perusuh berbeda dari orang-orang dan mereka bekerja berdasarkan rencana."

Di tempat lain dalam sambutannya, Khoshcheshm mengutip wawancara yang disiarkan TV nasional serta banyak kantor berita Iran yang mengatakan, beberapa orang yang berteriak untuk memprotes kenaikan harga menembaki orang-orang.

Mohammad Ali Saki, seorang jurnalis dan tamu lain di acara bincang-bincang itu, menyebut keptusan pemerintah sudah tepat. Ia mencatat bahwa pengeluaran dana untuk sesuatu yang tidak perlu seperti bensin secara ekonomi tidak dapat dibenarkan.

Ia menambahkan bahwa pemerintah sebelumnya dalam berbagai tingkat bertanggung jawab atas situasi saat ini karena mereka memiliki kesempatan untuk menaikkan harga bensin secara bertahap.

Saki lebih lanjut mengatakan bahwa dana yang dihabiskan untuk subsidi bahan bakar dapat digunakan untuk perawatan kesehatan dan program lainnya.

Mengacu pada Iran sebagai penandatangan Perjanjian Iklim Paris, ia mencatat bahwa keputusan terbaru untuk jatah bensin juga bermanfaat bagi lingkungan. (PressTV)

KEYWORD :

Mostafa Khoshcheshm Amerika Serikat Harga Bensin Aksi Damai




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :