Selasa, 23/04/2024 17:50 WIB

Aktivis Uighur Desak Dunia Hentikan Spionase China

Ferkat Jawdat mendesak dunia internasional mengambil tindakan tegas atas upaya China, memata-matai etnis minoritas Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang.

Muslim Uighur di China

London, Jurnas.com - Aktivis Muslim Uighur, Ferkat Jawdat, mendesak dunia internasional mengambil tindakan tegas atas upaya China, memata-matai etnis minoritas Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang.

Jawdat mengatakan, lebih dari satu juta warga Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan di kompleks besar yang dibangun di wilayah barat laut Xinjiang, sejak 2017.

Pusat Studi Strategis dan Internasional, sebuah think tank AS, mengatakan Uighur dimanfaatkan oleh Beijing untuk melakukan kerja paksa.

China membantah, dan sebaliknya menyebut situs itu sebagai pusat pelatihan kejuruan. Namun para mantan tahanan kamp Uighur menggambarkan interogasi, penyiksaan, dan indoktrinasi brutal.

Jawdat sendiri merupakan seorang insinyur perangkat lunak yang pindah ke Amerika Serikat (AS) pada 2011, dengan tiga saudara kandung untuk bergabung dengan ayahnya.

Dia beralih menjadi aktivis pada tahun lalu, setelah ibunya Minaiwaier Tuersun dikirim ke sebuah kamp. Tujuh kerabat lainnya juga telah ditahan.

"Semakin banyak kamp sedang dibangun. Saya tidak melihat ada habisnya apa yang terjadi pada orang-orang kami," kata Jawdat, pada Kamis (14/11).

"Aku tahu itu tidak akan berhenti dengan ibuku. Itu akan diperluas ke daerah lain di China. Itulah sebabnya aku memilih untuk menjadi suara orang yang tidak bersuara," tegas dia.

Jawdat yakin banyak orang menjadi sasaran karena memiliki keluarga di luar China. Padahal tidak ada satupun keluarganya yang melakukan kejahatan, serta tidak ada alasan yang diberikan untuk penahanan mereka.

Setelah dia mulai berbicara, ibunya dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Sedangkan bibi dan pamannya delapan tahun penjara.

Dikutip dari CNA, ibunya sudah dibebaskan kembali pada Mei tahun ini. Tapi pemerintah China masih tetap memberikan pengawasan ketat.

"Ponselnya dipantau setiap saat. Semua yang kami katakan didengarkan," ungkap Jawdat.

Amerika Serikat pekan lalu merasa sangat terganggu oleh laporan bahwa pemerintah China telah melecehkan atau menahan kerabat aktivis Uighur, yang mempublikasikan cerita mereka.

Jawdat mengatakan ada juga bukti Cina menggunakan Uighur untuk kerja paksa di pabrik-pabrik di Xinjiang, yang memproduksi sebagian besar kapas China.

"Ada kemungkinan besar bahwa hal-hal yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari kamp-kamp itu, terutama pakaian," tambahnya.

Jawdat mengatakan China ingin menghapus budaya dari 10 juta penduduk Uighur sebagai bagian dari upaya yang lebih luas, yakni untuk mengasimilasi 55 minoritasnya ke dalam budaya Han mayoritas.

"Awalnya saya berbicara tentang ibu saya, tetapi saya sekarang berbicara untuk masa depan anak perempuan saya," kata Jawdat.

"Jika kita gagal menghentikan ini sekarang ini akan diperluas ke bagian lain dunia," tandas dia.

KEYWORD :

Muslim Uighur China Spionase




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :