Jum'at, 19/04/2024 11:41 WIB

Kenapa Patah Hati Bikin Lupa Diri?

Yang paling membahayakan, pelarian ke narkoba dan cara-cara ekstrem lainnya. Hingga mendorong korban bisa melakukan pembunuhan, bunuh diri, dan obsesi negatif lainnya.

Ilustrasi ribut dengan kekasih (Foto: Ilustrasi/Shutterstock)

Jakarta, Jurnas.com - Kalau melihat teman Anda di suatu hari bertingkah lain dari biasanya, yakni nafsu makannya tinggi, mungkin saja dia sedang tidak kelaparan. Padahal bisa saja itu gejala karena sedang patah hati dengan pacarnya.

Harap dimaklumi. Karena berdasarkan penelitian ketergantungan konsumsi makanan sebagai bentuk pelarian. Otak bawaan lapar meresponnya sebagai kompensasi saat belum patah hati mengurangi kegiatan keseharian.

Tak ayal, naluri "balas dendam" sebagai pelariannya justru memilih makan sebanyak-banyaknya. Gegara cinta dirudung masalah,  maka  ibarat narkotika menjadi candu sebagai efek untuk melupakannya.

Cara penelitian di Amerika Serikat dengan menerapkan pengendalian emosi seseorang ketika patah hati. Sumber riset ketika diperlihatkan foto mantan kekasihnya meluapkan emosinya masing-masing. Ada yang mengendalikan dengan cerita masa romantisnya. Dan ada juga yang tetiba terasa lapar.

Yang paling membahayakan, pelarian ke narkoba dan cara-cara ekstrem lainnya. Hingga mendorong korban bisa melakukan pembunuhan, bunuh diri, dan obsesi negatif lainnya.

Mengapa bisa terjadi? karena itu adalah bagian penting yang alami dibentuk dari psikologi manusia. Begitu juga keinginan untuk berpasangan.

Jika ada rekan Anda alami gangguan itu semua. Dekati dan berikan arah ke cara yang lebih manusiawi. Atau misalnya berikan coklat atau ajak dia makan sepuasnya. Agar tidak ke pelarian narkoba atau cara ekstrem lainnya.

KEYWORD :

Patah Hati Lupa Diri Atasi Nafsu Makan Emosi Manusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :