Jum'at, 26/04/2024 03:48 WIB

Invasi Turki Paksa Ribuan Warga Mengungsi

Ribuan warga sipil melarikan diri dari serangan udara Turki yang menargetkan pasukan Kurdi di Suriah utara, pada Jumat (11/10).

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyambut pasukan Turki selama kunjungannya di pangkalan gabungan Komando Gabungan Qatar-Turki di Doha, Qatar, 15 November 2017. (Foto: Anadolu Agency)

Ankara, Jurnas.com - Ribuan warga sipil melarikan diri dari serangan udara Turki yang menargetkan pasukan Kurdi di Suriah utara, pada Jumat (11/10).

Dikutip dari AFP, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya memberikan lampu hijau kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, untuk Kurdi yang merupakan sekutu Washington.

Belakangan, Trump ingin menengahi Turki dan kelompok-kelompok Kurdi, dan seorang pejabat AS mengatakan Trump telah meminta diplomat Amerika untuk menengahi gencatan senjata.

Tetapi kecaman internasional atas serangan Turki itu luar biasa, dan tanggapan terhadap operasi tersebut dibahas dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

Ketua PBB Antonio Guterres menyatakan "keprihatinan mendalam" atas kekerasan itu, sementara lima anggota dewan Eropa mendesak Turki "untuk menghentikan aksi militer sepihak".

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyerukan pertemuan darurat koalisi pimpinan AS melawan Negara Islam (IS).

Pasukan Kurdi Suriah kehilangan 11.000 personel dan memainkan peran utama dalam pertempuran bertahun-tahun untuk melenyapkan "kekhalifahan" IS yang telah didirikan di wilayah tersebut.

Dalam adegan yang terlalu akrab sejak dimulainya perang Suriah pada Maret 2011, warga sipil terlihat meninggalkan rumah mereka pada hari Kamis, dengan kendaraan atau berjalan kaki dengan barang-barang mereka di punggung mereka.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan pada hari Kamis memperkirakan bahwa 70.000 orang telah mengungsi sejak Ankara meluncurkan operasinya.

"Kami sedang menuju ke pedesaan karena kami takut akan pemboman yang baru dan bentrokan yang semakin intensif," kata Rizan Mohammad, 33, yang melarikan diri dari kota Qamishli yang mayoritas penduduk Kurdi bersama keluarganya.

Setelah melancarkan serangan dengan serangan udara dan tembakan artileri yang intens pada hari Rabu, tentara Turki dan proksi Suriahnya melintasi perbatasan ke daerah-daerah yang dikuasai Kurdi.

KEYWORD :

Turki Suku Kurdi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :