Jum'at, 19/04/2024 10:52 WIB

Rouhani Sebut Tekanan Maksimum AS di Iran Mubazir

Rouhani menguraikan strategi dan rencananya dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi negara Negeri Para Mullah, khususnya penarikan AS dari kesepakatan multinasional 2015.

Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)

Tehera, Jurnas.com - Presiden Hassan Rouhani mengatakan, musuh-musuh Iran sudah menyadari, meskipun tidak mengakuinya bahwa kampanye tekanan maksimum Amerika Serikat (AS) terhadap bangsa Iran sia-sia (mubazir).

Saat bertemua Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi dan pejabat lainnya, Rouhani menguraikan strategi dan rencananya dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi negara Negeri Para Mullah, khususnya penarikan AS dari kesepakatan multinasional 2015.

Bukan hanya itu, tapi juga terkait dengan perang ekonomi Gedung Putih yang dilakukan Donald Trump melawan Iran serta upaya mereka untuk memicu ketegangan di Iran.

"Mereka mungkin tidak mengakuinya, tetapi musuh-musuh pendirian Islam dan orang-orang Iran telah menerima (fakta) bahwa strategi `tekanan maksimum` telah gagal dan mereka harus meninggalkan pendekatan ini terhadap bangsa Iran," katanya.

AS di bawah Presiden Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018 dengan menentang keberatan global dan mengeluarkan kampanye tekanan maksimum terhadap Iran.

Sanksi itu merupakan palin terberat yang menargetkan ekonomi Iran untuk memaksa Teheran tunduk pada tuntutannya yang berlebihan.

Di tempat lain, Rouhani mengatakan negara Iran sudah berhasil melewati ujian berat menghadapi kebijakan tekanan maksimum para simpatisan. Ia memuji upaya besar yang dilakukan pejabat negara dan Angkatan Bersenjata untuk mewujudkannya.

"Iran harus melanjutkan jalan yang sama sampai musuh benar-benar frustrasi. Negara Iran telah menunjukkan bahwa mereka waspada dan sangat menyadari akar penyebab tekanan dan kesulitan," katanya.

Sebagai imbalannya, pihak berwenang dapat berterima kasih kepada bangsa dengan bekerja untuk melindungi Iran, pendirian Islamnya dan kepentingan nasional negara itu dan dengan menawarkan layanan yang efisien kepada orang-orang, ia menambahkan.

Mengomentari masalah ekonomi negara itu, presiden mengatakan, "Meskipun kesulitan dan permusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap bangsa Iran, telah ada kenaikan indeks ekonomi utama dalam beberapa bulan terakhir," kata Rouhani.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Hassan Rouhani Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :