Selasa, 16/04/2024 11:00 WIB

Iran: Tiga Minggu Lagi Reaktor Nuklir Air Berat di Arak Beroperasi

Salehi menyinggung kondisi terbaru unit 2 dan 3 dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr.

Presiden Iran, Hassan Rouhani mendengarkan kepala Organisasi Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi, memeriksa pencapaian nuklir pada Hari Teknologi Nuklir Nasional Iran. (Foto: Presstv))

Teheran, Jurnas.com - Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi mengatakan, bagian sekunder dari reaktor nuklir air berat di Arak akan mulai beroperasi dalam tiga minggu ke depan

"Kami akan membuat bagian sekunder dari Fasilitas Reaktor Air Berat di Arak. Kemungkinana akan beroperasi dalam waktu tiga minggu ke depan," kata Salehi kepada wartawan setelah menghadiri pertemuan komite parlemen di Teheran, Senin (7/10).

"Reaktor terdiri dari bagian primer dan sekunder di mana sebagian besar proses nuklir dilakukan di yang terakhir," sambungnya.

Di tempat lain dalam sambutannya, Salehi menyinggung kondisi terbaru unit 2 dan 3 dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr.

"Sudah dua tahun sejak pembangunan reaktor Bushehr 2 dan 3 dimulai, dan sesuai rencana, reaktor kedua akan berfungsi pada 2025 dan yang ketiga pada 2027," katanya.

Soal keputusan Iran mengurangi komitmen nuklirnya di bawah kesepakatan nuklir 2015, Salehi mengatakan, pengurangan kewajiban bujan merupakan pelanggaran JCPOA dari perspektif teknsi dan kemungkinan kembali ke kondisi pra-JCPOA masih ada.

Sebelum kesepakatan itu disepakati, kepala AEOI mengatakan, Iran memperkaya sekitar 2.300 kilogram uranium yang diperkaya per tahun dan angka saat ini adalah 1.700-1.800 kilogram per tahun.

"Jadi kami kembali ke kondisi yang ada sebelum JCPOA dalam hal kapasitas pengayaan uranium," tambahnya.

"Dalam situasi saat ini, semua (sentrifugal) adalah mesin generasi modern. Oleh karena itu, laju studi penelitian kami belum melambat atau berhenti," tambah Salehi.

"Dalam 2-3 minggu ke depan, kami akan mengungkap rantai 30 IR6 sentrifugal modern)," kata Salehi.

Sejak Mei, Iran sudah menangguhkan beberapa komitmennya di bawah kesepakatan nuklir, yang diraih antara Teheran dan kelompok negara P5 + 1, AS, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, ditambah Jerman, di Wina pada 2015.

Teheran telah mendukung komitmen nuklirnya tiga kali sesuai dengan Pasal 26 dan 36 JCPOA.

Iran mengatakan akan memenuhi kembali kewajibannya, jika Eropa menemukan cara praktis melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS secara sepihak, yang diberlakukan tahun lalu saat Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump keluar diri dari perjanjian nuklir 2015.

Para penandatangan Eropa untuk JCPOA sejauh ini gagal menegakkan komitmen mereka. Mereka telah menyatakan dukungan vokal untuk kesepakatan itu, tetapi gagal memberikan insentif ekonomi yang berarti seperti yang dipersyaratkan dalam perjanjian nuklir.

Sejak Mei, Iran telah dalam proses menangguhkan beberapa komitmennya di bawah kesepakatan nuklir, yang diraih antara Teheran dan AS, Inggris, Prancis, Rusia, China, ditambah Jerman, di Wina pada 2015.

Teheran mendukung komitmen nuklirnya tiga kali sesuai dengan Pasal 26 dan 36 JCPOA.

Iran mengatakan tindakan timbal baliknya akan dapat dibalik begitu Eropa menemukan cara praktis untuk melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS secara sepihak, yang diberlakukan tahun lalu ketika Presiden Donald Trump dari Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian nuklir 2015.

Para penandatangan Eropa untuk JCPOA sejauh ini gagal menegakkan komitmen mereka. Mereka, menyatakan dukungan vokal untuk kesepakatan itu, tetapi gagal memberikan insentif ekonomi yang dipersyaratkan dalam perjanjian nuklir.

KEYWORD :

Senjata Nuklir Amerika Serikat Reaktor Nuklir Ali Akbar Salehi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :