Rabu, 24/04/2024 10:13 WIB

Demi Kemajuan Golkar, ETOS: Airlangga Seharusnya Letak Jabatan

Masa sudah gagal mau maju lagi menjadi ketua umum. Seharusnya Airlangga malu dan minta maaf kepada seluruh kader Golkar

Iskandarsyah

Jakarta, Jurnas.com - Tantangan Partai Golkar dalam menghadapi agenda-agenda politik kedepan semakin berat, terutama menjelang Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah.

Oleh sebab itu, Direktur Eksekutif ETOS Institute Iskandarsyah mengingatkan, Partai Golkar harus melakukan pergantian ketua umum, karena Airlangga Hartarto sudah mentok dan tak mampu lagi mengangkat partai beringin menuju kejayaan.

"Demi kemajuan Partai Golkar, Airlangga seharusnya malu kalau mau maju jadi Ketua Umum pada Munas 2019," ujar Iskandarsyah di Jakarta, Minggu, (22/9/2019).

Iskandarsyah menjelaskan, catatan gagal Airlangga sudah terang benderang, bagaimana pada Pemilu 2019 lalu Partai Golkar hanya memperoleh suara 17,229 juta (12,31 persen) dengan perolehan kursi 85 dari 575 (14,8 persen). Ini penurunan dibanding Pemilu 2014.

"Masa sudah gagal mau maju lagi menjadi ketua umum. Seharusnya Airlangga malu dan minta maaf kepada seluruh kader Golkar," tegasnya.

Saat Pemilu 2019, lanjut Iskandarsyah, Airlangga terlihat gamang dan tak punya strategi mendongkrak suara Golkar. Karena itu, sangat berisiko bagi Golkar jika ketua umum tetap dipegang Airlangga.

"2020 ada Pilkada serentak di banyak daerah. Makanya Ketum Golkar harus ganti," tegasnya.

Iskandarsyah menyebut Golkar punya banyak kader mumpuni untuk menjadi ketua umum. Sebab Golkar partai yang dinamis dan Golkar bukan partai ketokohan.

Bagi Iskandarsyah, sosok Bambang Seosatyo dan Ridwan Hisjam memang sudah saatnya tampil menjadi pemimpin Partai Golkar 2019-2024.

"Ini peluang dan periode emas Golkar untuk dipimpin sosok sekelas Bambang Seosatyo dan Ridwan Hisjam. Asal jangan Airlangga lagi," tegas Iskandarsyah, Direktur Eksekutif ETOS Institute.

KEYWORD :

Munas Ketua Umum Partai Golkar Iskandarsyah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :