Sabtu, 20/04/2024 20:09 WIB

Kehamilan dengan Risiko Tinggi Memicu Stres

Selain pemenuhan nutrisi, ibu dengan kehamilan risiko tinggi perlu mendapatkan dukungan secara mental dari orang-orang di sekitarnya.

Ilustrasi Kehamilan

Jakarta, Jurnas.com - Fakta menunjukkan Indonesia menempati peringkat 5 di antara negara-negara dengan jumlah kelahiran prematur terbesar dengan angka 675.700 bayi di tahun 2010. (Born Too Soon Report, 2011).

Berbagai faktor risiko kehamilan risiko tinggi masih banyak ditemui di Indonesia. Untuk itu, ibu hamil harus mewaspadai, menghindari, dan menangani kehamilan risiko tinggi.

Untuk meminimalisir resiko yang tidak diharapkan, ibu hamil dianjurkan segera mengunjungi fasilitas kesehatan di awal kehamilan, rutin mengontrol kondisi kandungan dan mendapatkan saran dari tenaga medis profesional mengenai nutrisi yang dibutuhkan, termasuk mengkonsumsi nutrisi tambahan apabila diperlukan sesuai anjuran.

Selain pemenuhan nutrisi, ibu dengan kehamilan risiko tinggi perlu mendapatkan dukungan secara mental dari orang-orang di sekitarnya.

Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi mengatakan dalam kondisi hamil normal saja, ibu sudah dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perubahan psikologis seperti tingkat stress yang lebih tinggi.

Kehamilan berisiko tinggi tentunya bisa melipatgandakan tingkat stres ibu dan memberikan dampak negatif pada diri ibu dan janin. Untuk mencegahnya, dibutuhkan cara penanggulangan stres yang tepat melalui dukungan support system yang dapat membantu ibu mengelola tekanan secara sehat. Mulai dari diri ibu sendiri, suami, serta keluarga dan teman dekat.

"Dimulai dari diri sendiri, Ibu bisa mengenali mana masalah yang sumbernya ada di dalam kendali dan mana yang tidak. Apabila masalah tersebut berada di dalam kendalinya, ibu dapat melakukan strategi problem focus, yaitu fokus pada penyelesaian masalah dan pencarian jalan keluar seperti menghindari makanan yang bisa semakin membahayakan kehamilan risiko tinggi," ucapnya.

Sedangkan untuk masalah yang ada di luar kendali, strategi emotional focus dapat diterapkan, dimana ibu akan mengelola emosi seperti mencari distraksi dan membuka diri ke orang lain.

Putu melanjutkan, selain diri sendiri, dukungan suami, keluarga dan teman bisa membantu meningkatkan kondisi kehamilan ibu agar ia tidak merasa sendirian saat menjalani kehamilan berisiko tinggi.

“Suami dan keluarga bisa menunjukkan perhatian dengan menomorsatukan gizi sang ibu dan mendukung ibu mengonsumsi nutrisi seimbang yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Dukungan lain juga bisa ditunjukkan dengan membicarakan hal-hal menyenangkan, menciptakan suasana positif, dan memberikan perhatian-perhatian sederhana," ungkapnya.

KEYWORD :

Ibu Hamil Risiko Tinggi Potensi Stres




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :