Rabu, 24/04/2024 14:51 WIB

Papua Butuh Sentuhan Presiden Jokowi

Papua saat ini sangat membutuhkan sentuhan Presiden Jokowi sebagai kepala negara. Dimana, kisruh yang terjadi di Papua sesungguhnya memerlukan langkah-langkah yang luar biasa dari Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi

Jakarta, Jurnas.com - Papua saat ini sangat membutuhkan sentuhan Presiden Jokowi sebagai kepala negara. Dimana, kisruh yang terjadi di Papua sesungguhnya memerlukan langkah-langkah yang luar biasa dari Presiden Jokowi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Jumat (30/8). Menurutnya, tidak bisa presiden hanya mengeluarkan himbauan yang datar, dalam situasi seperti sekarang.

"Harus ada pesan yang sampai ke hati masyarakat, khususnya masyarakat Papua yang menganggap bahwa ada yang tidak beres dalam cara kita melihat Papua dan karena itu lah, presiden harus mewakili seluruh bangsa Indonesia, dan menjelaskan secara gamblang rencana-rencanya ke depan dan tindakan-tindakan yang harusnya sudah akan diambil dalam rangka membagun kepercayaan masyarakat," kata Fahri.

Disamping itu, kata Fahri, pemerintah sambil mendengar apa yang sekarang dalam jangka pendek dituntut oleh masyarakat. Lalu kemudian kita mencoba membangun pengertian jangka panjang tentang keadaan dan situsi saat ini.

"Jika presiden terlalu datar membuat pernyataan, sementara orang sudah bertindak jauh, termasuk adanya pihak-pihak yang mencoba menginternasionalisasi persoalan ini, nanti kita menyesal karena terlambat," tegasnya.

Untuk itu, Fahri kembali menegaskan, Presiden Jokowi perlu mengambil langkah-langkah yang luar biasa karena persoalan ini bukan persoalan kecil.

"Kalau dianggap kecil, itu salah. Persoalan ini ada akar terdalamnya dan akar terdalamnya itu ada dalam hati yang tidak mudah kita baca dengan kasat mata," katanya.

Fahri menyadari, tugas Presiden Jokowi sebagai kepala negara yang memiliki luas wilayah dan disparitas baik fisik maupun non fisik yang tidak kecil memang tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi, pihak yang bermain di kasus Papua selalu banyak, terutama pihak internasional yang ingin agar kedamaian dan stabilitas di Papua tidak pernah selesai.

"Jarak antara Jakarta dan Papua itu tidak mengandung jarak fisik, tetapi juga mengandung jarak-jarak lain, termasuk jarak psikologis dan lain sebagainya yang semuanya harus dijembatani dengan rencana-rencana yang luar biasa," tegas Fahri.

KEYWORD :

Kasus Rasial Kerusuhan Papua Presiden Jokowi Fahri Hamzah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :