Sabtu, 20/04/2024 21:01 WIB

Tim Siber Hancurkan Unit Malware Global Bajak Ratusan Ribu Komputer

National Gendarmerie mengatakan pihaknya bekerja dengan FBI untuk mendapatkan kendali atas server malware, yang secara fisik terletak di Prancis utara.

Ilustrasi Malware

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Perancis mengatakan telah membongkar program serangan siber internasional yang mereka katakan bertanggung jawab untuk menguasai 850.000 komputer.

Serangan bertujuan untuk menginfeksi komputer lain dan diam-diam mengatur ruang selama pembobolan pada berbagai server, intrusi malware para ahli mengatakan sangat menguntungkan bagi hacker.

Otoritas Perancis melakukan operasi klandestin untuk mengganggu operasi. Para pejabat mengatakan malware itu dikembangkan tahun ini ketika perusahaan anti-virus Avast menemukan kelemahan.

National Gendarmerie mengatakan pihaknya bekerja dengan FBI untuk mendapatkan kendali atas server malware, yang secara fisik terletak di Prancis utara.

Unit kejahatan dunia maya C3N dari Gendarmerie mengambil kendali server pada bulan Juli dan menggantinya dengan yang mengarahkan malware ke penghancuran diri - sesuatu yang unit itu katakan belum pernah dilakukan sebelumnya.

"Pada detik pertama dari aktivitasnya, beberapa ribu bot terhubung untuk mengambil perintah dari server," tulis para peneliti di Decoded-Avast dilansir UPI.

"Server desinfeksi merespons mereka dan mendesinfeksi mereka, menyalahgunakan cacat desain protokol C&C," tambahnya.

Pihak berwenang akan membuat server desinfeksi tetap online seandainya komputer yang rentan tidak terhubung ke Internet dalam beberapa saat.

"Karena itu adalah tanggung jawab server C&C untuk memberikan pekerjaan pertambangan kepada bot, tidak ada bot yang menerima pekerjaan pertambangan baru untuk dieksekusi setelah penghancuran ini," kata para peneliti.

"Ini berarti mereka tidak bisa lagi menguras daya komputasi korban mereka dan bahwa pembuat malware tidak lagi menerima keuntungan finansial dari penambangan."

KEYWORD :

Tim Siber Malware Global




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :