Jum'at, 19/04/2024 13:04 WIB

Turki: AS Keluarkan Kami dari Program F-35 tanpa Alasan

Pekan lalu, Lockheed-Martin, perusahaan AS yang mengawasi produksi F-35, mengatakan keterlibatan perusahaan-perusahaan Turki akan berakhir sepenuhnya pada Maret 2020.

F-35 (Foto: Forbes)

Ankara, Jurnas.com - Pemerintah Turki menyayangkan pengecualian dari program jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS). Ankara mengatkan, Gedung Putih mengeluarkannya dari program itu tanpa alasan.

Personel Angkatan Udara Turki, yang sudah berlatih mengoperasikan jet generasi berikutnya, diharuskan meninggalkan AS awal pekan ini menyusul kedatangan sistem rudal S-400 buatan Rusia di Turki bulan lalu.

Perusahaan-perusahaan Turki terlibat erat dalam program ini sejak didirikan pada tahun 2001 dan negara tersebut sudah menginvestasikan USD1,4 miliar ke dalam pengembangan pesawat tempur dengan sekutu NATO.

"Sejak awal, ketika kami memasuki program ini, kami telah memenuhi komitmen kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki,  Hami Aksoy, pada konferensi pers di Ankara.

"Kami bukan pelanggan dari program F-35, kami adalah pemiliknya. Meskipun tidak ada alasan yang dibenarkan atau alasan hukum, kami berusaha  diusir. Ini bukan situasi yang dapat diterima. Jika kami didorong keluar dari proses ini, kami harus mencoba cara lain," sambungnya.

Washington keberatan Turki membeli sistem S-400, mengatakan bahwa mengoperasikannya bersama F-35 akan membahayakan rahasia hi-tech pesawat tempur. Dikatakan tidak akan mengizinkan F-35 beroperasi di wilayah udara tempat sistem Rusia aktif.

Pada gilirannya, Moskow menawarkan untuk menjual ke Turki pesawat tempur paling canggih, Su-35.

Meskipun sekitar 40 kru udara dan darat Turki tidak lagi terlibat dalam pelatihan F-35  dan 20 staf Turki lainnya telah diputus dari kantor bersama di Washington, DC perusahaan Turki terus terlibat dalam menyediakan lebih dari 950 bagian F-35.

Pekan lalu, Lockheed-Martin, perusahaan AS yang mengawasi produksi F-35, mengatakan keterlibatan perusahaan-perusahaan Turki akan berakhir sepenuhnya pada Maret 2020.

Sistem S-400, menurut Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, akan beroperasi pada bulan berikutnya.

"Untuk AS, proses menendang Turki sepenuhnya akan diperpanjang hingga Maret 2020, yang satu bulan sebelum penyebaran S-400, menurut Presiden Erdogan," kata  seorang analis dan konsultan politik yang berbasis di Ankar, Ali Bakeer.

"Secara teoritis, masih ada waktu untuk menyelamatkan masalah ini. Pintu diplomatik belum ditutup," katanya.

KEYWORD :

F-35 Amerika Serikat S-400 Rusia Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :